Assalamu'alaikum
Nuzulul Qur’an adalah suatu momentum di bulan Ramadhan yang sering diperingati oleh umat Islam untuk mengenang turunnya al-Qur’an. Penyebutan Nuzulul Qur’an untuk merujuk kepada sejarah turunnya al-Qur’an yang secara bervariatif semua pendapat menyebutnya pada bulan Ramadhan.
Sehubungan dengan ini, al-Qur’an sendiri telah mengisyaratkan :
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”. (Q.S. 2 : 185)
Seorang sahabat bertanya, “Sebenarnya, Al-Quran itu turun
malem lailatul qodar apa tanggal 17 Ramadhan sih?
Kan di surat al-qodar, Al-Qur’an turun malem lailatul qodar. Terus kata Nabi
SAW kan lailatul qodar tuh ada di sepuluh akhir bulan Ramadhan. Kok orang-orang
pada ngadain nuzulul Quran tanggal 17 Ramadhan?.”
Mungkin soal ini juga yang ada di benak para pembaca sekalian.
Berikut ini sedikit penjelasan tentang “nuzulul Quran” yang diambil dari
beberapa kitab yang menerangkan tentang masalah ini.
Metode Diturunkannya Al-Qur’an (Kaifiyah Inzal)
Pertama: Al-Qur’an Diturunkan Secara Sekaligus
شَهْرُ
رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan
Al-Qur’an.” (Al-Baqarah 185)
إِنَّا
أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan.” (Al-Qodr 1)
إِنَّا
أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ
“Sesungguhnya kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam yang
diberkahi.” (Ad-dukhon 3)
Dalam 3 ayat di atas, semua menjelaskan tentang turunnya Al-Quran
pertama kali, yaitu pada bulan Ramadhan tepatnya malam lailatul qadar; malam
kemuliaan. Dan pada surat Ad-Dukhon yang dimaksud malam mubarok ialah
malam lailatul qadar pada bulan Ramadhan sebagaimana yang dikatakan oleh
kebanyakan ulama tafsir. (lihattafsir Al-Alusi)
Dalam kitab Al-Burhan Fi ‘Ulumil-Qur’an karangan
Syeikh Badruddin Az-Zarkasyi (W. 794 H), beliau mengatakan bahwa dalam hal ini
para Ulama berbeda pendapat ke dalam 3 pendapat yang masyhur.
Dan dari tiga pendapat tersebut, yang paling mendekati kepada
pendapat yang kuat dan benar ialah pendapat yang banyak dipegang oleh Jumhur
Ulama, yaitu:
Bahwa Al Qur’an diturunkan sekaligus ke langit dunia (daarul
Izzah) pada malam Lailatul Qodr kemudian diturunkan dengan cara
berangsur-angsur sepanjang kehidupan Nabi saw setelah beliau diangkat menjadi
Nabi di Mekah dan Madinah sampai wafat beliau.
Banyak para ulama yang mengatakan bahwa pendapat inilah yang paling
mendekati kebenaran, berdasarkan suatu riwayat yang dikeluarkan oleh Imam Hakim
dalam mustadroknya dengan sanad yang shahih, dari Ibnu Abbas radhiyallhu
‘anhuma, beliau mengatakan bahwasanya Al-Quran itu turun sekaligus ke
langit dunia pada malam lailatul qadr. Kemudian diturunkan berangsur-angsur
selama 20 tahun, kemudian ia mambaca ayat,
وَلَا
يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلَّا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا
“Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa)
sesuatu yang ganjil, melainkan kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan
yang paling baik.” (QS. Al Furqan: 33)
وَقُرْآناً
فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنزِيلاً
“Dan Al Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar
kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian
demi bagian.” (QS. Al Isra: 106)
Imam An-Nasa’i juga meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Ibnu
Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata: “……dan
Al-Qur’an diletakkan di baitil izzah dari langit dunia kemudian Jibril turun
dengan membawanya kepada Muhammad SAW.”
Kedua: Al-Qur’an Diturunkan Secara Berangsuran
Setelah diturunkan secara lengkap (keseluruhan) dari Lauh Mahfudz
ke langit Dunia (Baitul-Izzah), Al-Qur’an turun secara berangsuran selama 23
tahun (ini menurut pendapat yang kuat); 13 tahun di Mekah dan 10 tahun di Madinah.
Dan turunnya Al-Qur’an secara berangsuran telah dijelaskan dalam firman Allah
SWT,
وَقُرْآناً
فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنزِيلاً
“Dan Al Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar
kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian
demi bagian.” (QS. Al Isra: 106)
Dan inilah salah satu keistimewaan Al-Qur’an, bahwa kitab suci umat
Nabi Muhammad ini turun secara berangsuran setelah sebelumnya diturunkan secara
lengkap/sekaligus.
Ini berbeda dengan kitab-kitab samawi lainnya yang diturunkan
secara sekaligus, yaitu Injil, Taurat dan Zabur, tanpa ada angsurannya. Allah
SWT berfirman:
وَقَالَ
الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ
لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيل وَلَا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ
إِلَّا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا
Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa Al Quran itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah supaya Kami perkuat
hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).
Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil,
melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik
penjelasannya. (QS. Al-Furqan: 32-33)
Dan ayat pertama yang turun menurut kebanyakan ulama ialah surat
Al-Alaq (dan ini adalah pendapat yang kuat), atau biasa kita sebut dengan surat
Iqra’ ayat 1-5. Ini berdasarkan riwayat yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan
Imam Muslim dalam kitab Shahih keduanya dari ‘Aisyah radiyallahu ‘anha Istri
Rasul SAW.
Kapan Ayat Pertama Turun?
Adapun “kapan” surat Iqra’ itu diturunkan, ulama dan ahli sejarah
berbeda pendapat tentang ini. Ada yang mengatakan bulan Rabiul Awwal, ada juga
yang mengatakan bulan Ramadhan, dan ada juga yang mengatakan bulan Rajab.
Namun pendapat yang kuat ialah bulan Ramadhan sesuai firman Allah
SWT: “bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan
Al-Qur’an.” (Al-Baqarah 185).
Dan kebanyakan ulama juga sepakat bahwa surat Iqra’ adalah wahyu
yang pertama turun, juga sebagai pengangkatan Nabi Muhammad SAW menjadi Nabi.
Dan ini terjadi pada hari senin, sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Muslim dari sahabat Abu Qotadah radhiyallahu ‘anhu, bahwa
Nabi SAW pernah ditanya tentangpuasa hari senin, kemudian beliau menjawab: “itu
adalah hari di mana aku dilahirkan dan diturunkan kepadaku wahyu.”
Kemudian Ulama kembali berbeda pendapat tentang tanggal turunnya
pada bulan Ramadhan. Ada yang mengatakan malam 7 Ramadhan, ada juga yang
mengatakan malam 17 Ramadhan, ada juga yang mengatakan malam 24, juga ada yang
mengatakan tanggal 21 Ramadhan.
Sheikh Shofiyur-Rohman Al-Mubarokfuri mengatakan dalam kitab Sirah
Nabawi karangannya Rahiqul-Makhtum: “setelah melakukan
penelitian yang cukup dalam, mungkin dapat disimpulkan bahwa hari itu ialah
hari senin tanggal 21 bulan Ramadhan malam. Yang bertepatan tanggal 10 Agustus
660 M, dan ketika itu umur Rasul SAW tepat 40 Tahun 6 bulan 12 hari hitungan
bulan, tepat 39 tahun 3 bulan 12 hari hitungan matahari. Hari senin pada bulan
Ramadhan tahun itu ialah antar 7, 14, 21, 24, 28, dan dari beberapa riwayat
yang shahih bahwa malam lailatul qadar itu tidak terjadi kecuali di malam-malam
ganjil dari sepuluh akhir bulan Ramadhan. Jika kita bandingkan firman Allah
surat Al-Qodr ayat pertama dengan hadits Abu Qotadah yang menjelaskan bahwa
wahyu diturunkan hari senin di atas, dan dengan hitungan tanggalan ilmiyah
tentang hari senin pada bulan Ramadhan tahun tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa wahyu pertama turun kepada Rasul SAW itu tanggal 21 Ramadhan malam”.
Kenapa Malam 17 Ramadhan?
Dan yang menjadi dasar kebanyakan kaum muslim dalam memperingati
nuzulul Qur’an pada malam tanggal 17 Ramadhan, mungkin apa yang disebutkan oleh
Imam Ibnu Katsir (W. 774 H) dalam kitabnya Al-Bidayah wan-Nihayah, Al-Waqidi
meriwayatkan dari Abu Ja’far Al-Baqir yang mengatakan bahwa “wahyu pertama kali
turun pada Rasul SAW pada hari senin 17 Ramadhan dan dikatakan juga 24
Ramadhan.”
Kesimpulan
Kesimpulannya bahwa malam lailatul-Qodr yang disebut sebagai malam
turunnya Al-Qur’an ialah benar, karena itu ialah malam yang al-Qur’an turun
secara lengkap sekaligus dari Lauh-Mahfuzd ke langit dunia (baitul-Izzah).
Dan Al-Qur’an turun secara berangsuran yang didahului dengan surat
Al-‘Alaq ayat 1-5 yang juga momentum pengangkatan Muhammad SAW menjadi Rasul
ialah malam 17 Ramadhan yang sering dirayakan oleh kebanyakan umat Islam, baik
di Indonesia ataupun di negeri lain.
Walaupun penetapan malam 17 Ramadhan sebagai waktu awalnya turun
Al-Qur’an itu juga masih diperselisihkan oleh kebanyakan Ulama, sebagaimana
dijelaskan di atas.
Wallahu A’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar