Assalamu'alaikum
A.
Nabi Muhammad SAW menggaris bawahi surat ini
Banyak hadits
nabi menghubungkan Surat Al Kahfi dengan Hari Akhir. Sebagian hal ini
disampaikan di bawah ini:
Diriwayatkan
oleh An-Nawwas ibn Sam’an:
‘Dia, yang
hidup dan melihatnya (Dajjal) harus membacakan di depannya ayat-ayat pembukaan
Surat Al Kahfi. (HR Muslim)
Diriwayatkan
oleh Abu Umamah al-Bahili:
Barangsiapa memasuki
nerakanya (Dajjal), mintalah pertolongan Allah dan bacakan ayat pembukaan Surat
Al Kahfi, dan hal ini akan mendinginkan dan mendamaikannya, seperti api menjadi
dingin terhadap Ibrahim. (HR Ibnu Katsir)
B.
Tanda-tanda dan rahasia Hari Akhir
Satu alasan
mengapa Rasulullah SAW menganjurkan orang-orang beriman membaca Surat Al Kahfi
adalah karena surat ini berisi isyarat penting mengenai Hari Akhir, seperti
berbagai hal yang dibutuhkan untuk bertahan dan memerangi Dajjal, dan
gerakan-gerakan anti-agama yang menimbulkan berbagai kejahatan atas
kemanusiaan, yang ingin disebarkan oleh Dajjal ke seluruh dunia. Surat Al Kahfi
ini juga berisi berbagai pelajaran bagi kaum Muslimin. Anjuran Rasulullah SAW
untuk menghapalkan dan membaca surat ini dengan penuh perhatian adalah suatu
isyarat kuat tentang hal ini. Seperti kita akan lihat di seluruh bab ini,
pengalaman Ashabul Kahfi yang tinggal di sebuah masyarakat yang kafir,
pelajaran bahwa Musa AS belajar dari Khidr, dan pemerintahan di atas dunia yang
didirikan oleh Dzulkarnain AS agar dapat menyebarkan nilai-nilai Islam, adalah
perkara-perkara yang perlu direnungkan oleh orang-orang beriman.
C.
Keadaan Ashabul Kahfi yang luar biasa
Atau kamu
mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu,
mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan? (Ingatlah)
tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu, mereka
berdoa, “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan
sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)” (QS Al
Kahfi: 9-10)
Kedua ayat ini
menyinggung keadaan para pemuda yang luar biasa itu. Dari cerita tersebut, kita
melihat pengalaman mereka sebagai sesuatu yang gaib dan tidak lazim. Seluruh
kehidupan mereka penuh dengan kejadian yang menakjubkan. Keadaan ini merupakan
pokok permasalahan hadits Nabi SAW yang menghubungkan antara tanda-tanda ini
dengan Hari Akhir. Ini mengisyaratkan bahwa orang-orang yang hidup di Masa
Akhir dapat mengalami berbagai pengalaman supernatural.
Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka (QS Al Kahfi: 18) |
Ayat kesepuluh
menjelaskan kepada kita bahwa para pemuda tersebut mencari tempat perlindungan
di gua dari pemerintahan zalim yang tengah berkuasa. Pemerintahan tersebut
menyebabkan mereka tidak mungkin mengungkapkan pandangan mereka, menjelaskan
kebenaran, dan menyerukan agama Allah. Oleh karena itu, mereka menjauhkan diri
mereka dari masyarakat.
Akan tetapi,
hal ini seharusnya tidak dipahami sebagai kurun waktu tanpa kerja yang jauh
dari masyarakat, karena mereka mengungsi ke sana sambil memohon rahmat dan
bantuan Allah. Mereka juga berupaya memperbaiki dan mengembangkan diri mereka
sendiri. Kaum Muslimin di Hari Akhir yang berada di bawah rezim yang menindas
akan menyembunyikan diri dan berharap kepada Allah untuk memberikan rahmat-Nya
atas mereka, dan juga memudahkan kehidupan dan perjuangan mereka atas
gerakan-gerakan anti-agama.
D.
Tersembunyinya mereka selama beberapa waktu
Maka Kami tutup
telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu, kemudian Kami bangunkan mereka,
agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat
dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu) (QS Al Kahfi: 11-12)
Alasan
ditidurkannya Ashabul Kahfi adalah penyerahan diri terhadap takdir dan
kedamaian, karena Allah, Yang telah menciptakan alam semesta tanpa sia-sia,
mengatur segala sesuatu de,o kemaslahatan umat Islam. Di masa kini, sebagian
umat Islam telah mengambil pendirian yang sama secara spiritual. Dengan cara
ini, mereka tidak disimpangkan oleh paham materialis yang berupaya menjauhkan
masyarakat dari iman mereka, dan juga tidak tersentuh oleh kekerasan yang
diarahkan oleh paham-paham ini. Oleh karena itu, mereka dapat terus hidup
menurut Al Qur'an tanpa dipengaruhi oleh kehancuran akhlak, kekejaman, dan
kekacauan yang ada di sekitarnya. Ashabul Kahfi tetap tersembunyi selama
beberapa waktu dan Allah membangkitkan mereka pada waktu yang ditentukan-Nya.
E.
Mereka memproklamirkan agama Allah kepada masyarakat
Kaum kami ini
telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk disembah). Mengapa
mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka?)
Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan
terhadap Allah? (QS Al Kahfi: 15)
Seperti yang
dinyatakan oleh ayat ini, kelompok ini menyeru orang-orang musyrik agar kembali
ke agama yang benar, mengajak mereka menuju agama Allah, meminta mereka agar
berhenti mempersekutukan Allah dengan yang lain, dan meminta mereka mengajukan
bukti-bukti atas penolakan mereka tersebut. Ketika mereka tidak dapat melakukan
ini, Ashabul Kahfi menyatakan bahwa orang-orang musyrik dari masyarakat mereka
sebagai para pembohong dan pemfitnah.
Saat ini, kaum
Muslimin juga menuntut pembuktian dari mereka yang menyembah selain Allah. Di
Hari Akhir, akan ada kepercayaan yang mendewakan materi dan kesempatan:
Darwinisme.
Darwinisme
menyatakan bahwa alam semesta tidak bertujuan, terjadi begitu saja, dan hanya
anggota-anggota alam yang paling menyesuaikan dirilah yang dapat bertahan
hidup. Sistem anti-agama ini didasarkan pada konflik dan kekerasan. Jelas,
“pernyataan kebetulan acak” yang bertanggung jawab atas segala sesuatu
ini tidak lebih dari tindakan fitnah oleh para pengikut Darwinis atas Allah
Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan segala sesuatu yang ada.
F.
Mereka menjauh sepenuhnya dari pandangan musyrik di sekitar mereka
Dan apabila
kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah
tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian
rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusanmu
(QS Al Kahfi: 16)
Karena
penindasan orang-orang musyrik, Ashabul Kahfi merasakan perlunya pemisahan
secara menyeluruh. Oleh karena itu, mereka memutuskan seluruh hubungan dengan
orang-orang musyrik dengan mengungsi ke gua. Selama masa itu, rahmat Allah
turun kepada mereka dan Dia memudahkan segala sesuatu bagi mereka. Hal yang
paling penting dari pertolongan dan dukungan-Nya adalah menghindarkan mereka
dari pengaruh buruk orang-orang tak beriman.
G.
Mereka menyembunyikan diri
Sesungguhnya
jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melemparmu dengan
batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya
kamu tidak akan beruntung selama-lamanya (QS Al Kahfi: 20)
'Mereka akan
melemparmu’ menjelaskan sebuah bentuk teror. Watak dasar ini dengan jelas
terlihat saat ini pada orang-orang yang berada di bawah pengaruh paham-paham
anti-agama. Misalnya, para teroris yang menganut paham komunisme dikendalikan
oleh permusuhan mereka pada negara, dengan melempar batu-batu dan menyerang
pejabatnya, maupun polisi. Serangan-serangan ini bertujuan untuk melemahkan dan
melemahkan semangat mereka, sehingga kaum komunis dapat mewujudkan ide-ide
anti-agama mereka dan mendirikan kekuasaan mereka di atas kekacauan dan
pertentangan di negara tersebut.
Oleh karena
itu, sangat mendasar bagi orang-orang yang hidup di Hari Akhir untuk melepaskan
diri dari paham-paham yang berlumur darah dan kerusakan, yang tidak membawa apa
pun selain kejahatan pada dunia, tidak berpihak pada orang-orang yang
bersekongkol, dan tidak dipengaruhi oleh bujuk rayu paham-paham anti-agama atau
hasutan mereka.
H.
Hanya Allah dan segelintir orang yang mengetahui jumlah mereka
Nanti (ada
orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga, orang yang keempat
adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan, “(Jumlah mereka) adalah lima
orang, yang keenam adalah anjingnya,” sebagai terkaan terhadap barang yang
gaib; dan (yang lain) mengatakan, “(Jumlah mereka) tujuh orang, yang kedelapan
adalah anjingnya.” Katakanlah, “Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak
ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka, kecuali sedikit.” Karena itu
janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran
lahir saja, dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu)
kepada seorang pun di antara mereka. (QS Al Kahfi: 22)
'Yang
mengetahui mereka hanya sedikit’ juga menunjukkan bahwa hanya segelintir orang
yang memiliki pengetahuan ini. Misalnya, salah satunya bisa jadi Khidr, yang
kemampuannya yang menakjubkan akan kita bahas secara singkat. Juga mungkin
murid-muridnyalah yang memiliki pengetahuan ini, dengan kehendak dan wahyu
Allah. Al Qur’an menyebutkan bahwa Allah memfirmankan sebagian hal gaib kepada
Rasul-rasul-Nya.
I.
Perjalanan Nabi Musa AS dan muridnya ke ‘tempat bertemunya dua laut'
Dan (ingatlah)
ketika Musa berkata kepada muridnya, “Aku tidak akan berhenti (berjalan)
sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai
bertahun-tahun.” (QS Al Kahfi: 60)
Di sini ‘murid’
menunjukkan bahwa ketika melakukan sesuatu, kita seharusnya mencari bantuan
dari orang-orang muda dan bekerja sama dengan mereka.
Orang-orang
muda harus dimotivasi untuk menggunakan energi, gairah, kekuatan, ambisi, dan
semangat mereka untuk perbuatan yang terbaik untuk meraih rahmat Allah.
Beberapa ayat berbicara tentang pemuda, dan ayat berikutnya menyatakan bahwa
hanya beberapa pemuda dari bangsanya yang beriman kepada Musa AS:
Maka tidak ada
yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam
keadaan takut bahwa Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka.
Sesungguhnya Fir’aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya
dia termasuk orang-orang yang melampaui batas (QS Yunus: 83)
Ayat keenam
belas Surat Al Kahfi menyebutkan titik pertemuan yang menjadi tujuan perjalanan
Nabi Musa AS. Musa AS mengetahui akan bertemu dengan seseorang, dan dia
mengetahui akan terjadi di ‘tempat pertemuan dua laut.’ Tempat ini bisa berada
di tempat mana pun di permukaan bumi yang sesuai dengan gambaran ini.
J.
Nabi Musa AS bertemu Khidr AS yang diberkati dan dirahmati-Nya
Lalu mereka
bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami
berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya
ilmu dari sisi Kami. (QS Al Kahfi: 65)
Allah itu Maha
Pengasih, Maha Pemurah, dan Maha Penyayang kepada hamba-hambat-Nya. Musa AS
berangkat untuk bertemu Khidr AS, seseorang yang telah diberi rahmat oleh
Allah. Oleh karena itu, sifat-sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang Allah
tercermin padanya. Sifat Allah tersebut telah memungkinkan dirinya
menerima pengetahuan yang lebih dari Allah dan menjadi salah satu hamba
pilihan-Nya.
K.
Dzulkarnain AS
Mereka akan
bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: “Aku akan bacakan
kepadamu cerita tentangnya.” (QS Al Kahfi: 83)
Di sepanjang
sejarah, kebanyakan ilmuwan telah menafsirkan cerita Dzulkarnain dengan
berbagai cara. Ayat ini mengatakan Dzulkarnain diturunkan untuk mengingatkan
kaum Muslimin dan terkait dengan wahyu yang memiliki makna dan alasan
tersembunyi.
Dzulkarnain AS
memiliki kekuasaan dan “tercerahkan"
Sesungguhnya
Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah
memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu, maka dia pun
menempuh suatu jalan (QS Al Kahfi: 84-85)
Dari ayat-ayat
ini, kita memahami bahwa negara Dzulkarnain jauh dari berbagai masalah. Dengan
kata lain, kekuasaannya solid, rasional, dan kuat.
'Kami telah
memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu’ mengisyaratkan bahwa
Dzulkarnain AS diberikan kemampuan untuk memecahkan setiap masalah. Dengan kata
lain, dia seorang Muslim yang sangat cerdas, bijak, dan cermat. Dengan semua
kelebihan yang diberikan Allah ini, dia memecahkan seluruh masalah rumit dengan
cepat dan memecahkan hambatan-hambatan.
L.
Dzulkarnain AS juga seorang dai
Berkata
Dzulkarnain, “Adapun orang yang aniaya, maka kami kelak akan mengazabnya,
kemudian dia dikembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab
yang tidak ada taranya. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka
baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya
(perintah) yang mudah dari perintah-perintah Kami.” (QS Al Kahfi: 87-88)
Ketika
Dzulkarnain as berbicara, dia mengingatkan rakyatnya tentang Allah dan hari
akhirat. Dia berbicara sebagai seorang Muslim. Dari pernyataan yang digunakan
di ayat ini, kita memahami dia seorang pemimpin Muslim yang memerintah sebuah
bangsa Muslim.
Dzulkarnain AS
terus melanjutkan dakwah kepada orang-orang yang dia temui untuk beriman kepada
Allah, taat, berbuat baik sesuai ketentuan Al Qur’an, dan menegakkan sholat
serta melakukan ibadah. Dia menyeru, untuk mendorong mereka, pada balasan yang
dijanjikan untuk mereka di dunia dan di akhirat, serta menyeru mereka kepada
iman.
M.
Dzulkarnain AS membantu manusia
Kita dapat menyimpulkan dari cerita di Surat Al Kahfi bahwa Dzulkarnain adalah seorang penguasa Muslim yang mengendalikan wilayah yang luas di dunia ini. |
Mereka berkata,
“Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat
kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan suatu pembayaran kepadamu
supaya kamu membuat dinding antara mereka?” (QS Al Kahfi: 94)
Karena
penyimpangan Ya’juj dan Ma’juj, orang-orang yang sedang menghadapi masalah
mencari bantuan Dzulkarnain AS dan menawarkan imbalan kepadanya. Dari ayat ini,
kita memahami Dzulkarnain AS tidaklah mewakili seseorang; sebaliknya, dia
memimpin sebuah bangsa. Tepat seperti Sulaiman as, dia memerintah sebuah
bangsa dan tentara.
Ayat ini
menunjukkan bahwa dia pasti memiliki tim ahli bangunan dan insinyur sipil. Dari
permohonan orang-orang tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa Dzulkarnain AS
tertarik dan punya pengetahuan tentang bangunan dan teknik sipil. Dia bahkan termasyur
karena keahlian dalam bidang ini. Oleh karena itu, bangsa-bangsa lain meminta
bantuannya. Seluruh faktor ini memperlihatkan besar dan kekuatan bangsanya.
Dzulkarnain AS
sangat dihormati dan berpengaruh di Timur dan di Barat dapat menunjukkan bahwa
dia memerintah sebuah bangsa yang kekuasaannya berpengaruh luas di dunia. Oleh
karena itu, dia adalah seorang pemimpin, menyadari tanggung jawabnya untuk
membawa kedamaian, keadilan dan keamanan, tidak hanya bagi bangsanya sendiri,
tetapi juga bagi setiap bagian dunia.
Cerita
Dzulkarnain AS menunjukkan bahwa di Hari Akhir, tepat seperti masa kita
sendiri, nilai-nilai Islam akan menguasai dunia ini.
N.
Suatu penafsiran yang berbeda
Kemungkinan
lain adalah bahwa cerita ini mengungkapkan berbagai peristiwa yang akan terjadi
di masa depan.
Di sisi Allah,
seluruh waktu adalah satu. Masa depan, masa lalu, dan masa sekarang terjadi
seluruhnya sekaligus. Di sejumlah ayat, berbagai peristiwa Hari Pembalasan di
neraka dan surga diceritakan seolah-olah telah terjadi. Ayat berikut ini adalah
contoh seperti itu.
Dan ditiupkan
sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi, kecuali siapa yang
dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba
mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). Dan terang-benderanglah
bumi (Padang Mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku
(perhitungan perbuatan masing-masing), dan didatangkanlah para nabi dan
saksi-saksi, dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka
tidak dirugikan (QS Az Zumar: 68-69)
Berbagai
peristiwa yang dijelaskan dalam ayat ini disampaikan seolah-olah hal itu sudah
terjadi, walaupun bagi kita, hal itu adalah peristiwa-peristiwa di masa depan
yang belum terjadi. Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa cerita Dzulkarnain
AS berasal dari masa depan, yang diceritakan kepada kita dengan menggunakan
kerangka waktu masa lalu.
Ayat kedelapan
puluh empat mengatakan:'... Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk
mencapai) segala sesuatu.' Hal ini mungkin menunjukkan bahwa
Dzulkarnain AS akan berkuasa di dunia di masa depan.
Pada masa
sekarang, seorang pemimpin atau bangsa yang mempunyai kekuasaan superpower di
dunia harus memiliki teknologi komunikasi dan kekuataan umum. Karena seorang
pemimpin tidak dapat mengendalikan seluruh hal sendiri, kita dapat mengangap
bahwa dia berada di sebuah ibu kota dan mengendalikan wilayah lainnya melalui
satelit dan alat-alat komunikasi lainnya. Seperti disebutkan dalam ayat
kesembilan puluh lima, 'Dzulkarnain berkata: "Apa yang telah
dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik," kemungkinan
besar kekuasaan Dzulkarnain AS itu stabil dan kokoh. Apabila kita memperhatikan
kisah ini dari sudut pandang ini, kita akan menyadari bahwa setiap ayat dapat
mengungkapkan sebuah pesan yang berbeda. Misalnya, Dzulkarnain AS pertama-tama
pergi pertama ke Barat, kemudian ke Timur dan kemudian kembali lagi. Ayat-ayat
ini dapat berarti bahwa dia berkomunikasi dengan wilayah yang berbeda dengan
mengubah saluran komunikasi yang dipancarkan dari satelit-satelit. Ayat-ayat
ini berbicara terus-menerus tentang kata 'menemukan.' Dzulkarnain AS
'menemukan' sebuah masyarakat dekat ‘laut berlumpur’, dia 'menemukan' sebuah
masyarakat di Timur yang tidak memiliki pemahaman. Tindakan 'menemukan' ini
terjadi melalui proses mencari dan hal ini bisa jadi merupakan sebuah hasil
temuan yang didasarkan pada pengamatan saluran satelit.
Ayat-ayat ini
mengatakan bahwa orang-orang di Timur tidak memiliki perlindungan dari matahari.
Apabila kita merenungkan informasi ini dari sudut pandang teknologi komunikasi,
ada dua pesan yang mungkin di sini. Hal yang tersirat di sini bisa dua hal.
Pertama, Dzulkarnain AS dapat menyaksikan atau mengumpulkan informasi intelijen
melalui satelit dari berbagai wilayah (Allah-lah Yang Maha Tahu). Atau, dia
melakukannya melalui teknologi inframerah yang digunakan di berbagai wilayah
dewasa ini. Kamera-kamera inframerah digunakan dalam bidang kedokteran,
patologi kriminal, meteorologi, kriminologi, intelijen, industri, dan bidang
lainnya. Kamera-kamera ini juga dapat mengamati tubuh manusia secara mendalam.
Apabila
Dzulkarnain AS ingin berbicara dengan sebuah bangsa, dia dapat melakukan hal
itu melalui satelit dan pemancar televisi. Ini memungkinkannya belajar tentang
berbagai hal yang dibutuhkan dan dikeluhkan rakyat tanpa melihat di mana mereka
tinggal, dan kemudian mengatur wilayah-wilayah itu.
Persekongkolan
Ya’juj dan Ma’juj dapat merupakan tindakan teror pada umumnya, atau kekacauan,
atau bahkan dilakukan melalui pemancar komunikasi. Misalnya, persekongkolan itu
dapat berupa gangguan atas pemancar-pemancar lainnya untuk menyiarkan
persekongkolan tersebut. Dzulkarnain AS dapat mencegah pemancar dan
persekongkolan seperti ini. Misalnya, dia dapat menggunakan tembaga dan besi
yang disebutkan di ayat ini untuk menciptakan sebuah medan elektromagnetik dan
mengganggu siaran radio dan televisi tersebut. Transformer yang dibuat dengan
menggulung kabel-kabel tembaga di seluruh inti baja adalah salah satu sumber
medan elektromagnetik. Sebuah medan elektromagnetik yang kuat dapat mengganggu
siaran radio dan televisi.
Kemungkinan
lain adalah berupa sebuah piringan satelit massal raksasa. Tujuan begitu
besarnya piringan satelit itu adalah mengalahkan sistem pengganggu global
Ya’juj dan Ma’juj. Permukaan piringan-piringan ini biasanya terdiri dari
aluminium yang lebih ringan dan murah, yang bukan merupakan bahan ideal untuk
dapat bekerja baik. Tembaga adalah sebuah konduktor yang jauh lebih baik, dan
mungkin lebih disukai karena alasan ini. Akan tetapi, menutupi piringan raksasa
ini dengan lembaran tembaga adalah suatu hal yang mustahil. Sebaliknya, memplat
piringan itu dengan tembaga campuran akan menghasilkan piringan satelit dengan
permukaan yang paling halus dan kinerja yang paling tinggi.
Dinding atau
penghambat yang diciptakan melalui siaran yang saling bersaing atau menciptakan
sebuah medan magnetik dapat diistilahkan sebagai sebuah ‘hambatan tidak
terlihat.’ Sejumlah ilmuwan membaca kata ‘saddayn’ di ayat kesembilan puluh
tiga sebagai ‘suddayn,’ dan ‘sadd’ di ayat berikutnya sebagai ‘sudd.’ Dalam
kata pertama, maknanya bisa menjadi ‘hambatan terlihat’; di bagian kedua,
berarti sebuah ‘hambatan tidak terlihat’ (Allah-lah Yang Maha Tahu).
'Maka mereka
tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya,’ seperti
dinyatakan di ayat sembilan puluh tujuh, bisa jadi menyebutkan ke hal ini
karena Ya’juj dan Ma’juj berupaya mengatasi atau mengambat siaran pemancar ini.
Secara mengesankan, bentuk arus yang digunakan stasiun pembajak yang melakukan
siaran dalam bentuk gangguan atas siaran lainnya adalah ‘menangkis pancaran.'
Tentang
pernyataan ‘hampir tidak dapat memahami pembicaraan’ dalam hal ini dapat
berarti bahwa siaran satelit ini kadang-kadang tidak dipahami oleh sebagian
orang. Ketika siaran itu terganggu, maka orang-orang itu tidak dapat memahami;
tetapi ketika siaran kembali normal, mereka dapat memahami lagi (Allah-lah yang
Maha Mengetahui).
Ungkapan ‘laut
berlumpur hitam’ di ayat kedelapan puluh enam juga menarik karena melihat
matahari terbenam di layar televisi tepat seperti melihat matahari yang
tenggelam di dalam laut. Warna-warni di layar berubah ketika matahari tenggelam
di atas laut, ini terlihat berwarna keabu-abuan di layar televisi. Oleh karena
itu, bagi orang-orang yang melihat hal ini, pemandangan terlihat seolah-olah
tenggelam di dalam lautan berlumpur hitam. Ungkapan ‘aynin hami’e’ yang terdiri
dari ‘ayn’ (mata air’ dan ‘hami’ (lumpur) dapat berarti pandangan yang kurang
jelas ini.
Selain itu,
hubungannya dengan Timur dan Barat dapat menunjukkan bahwa dia berhubungan
dengan berbagai belahan dunia ini. Ketika matahari terbit di satu belahan
dunia, maka matahari justru terbenam di belahan dunia lainnya.
NILAI NUMERIK
(ABJAD) DI SEJUMLAH AYAT DI SURAT AL KAHFI MENUNJUKKAN WAKTU YANG SANGAT DEKAT
DENGAN MASA KITA SENDIRI
Dan Kami
telah meneguhkan hati mereka .... (QS Al Kahfi: 14)
1400 A.H. (Anno Hegirae, kalender Hijriyah) atau 1979 A.D. (Anno Domini, kalender Masehi) |
Dia berkata,
‘Dzulkarnain berkata, “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku
terhadapnya adalah lebih baik ...’
(QS Al Kahfi: 95)
1409 A.H.,
atau1988 A.D. (tanpa shaddah)
|
Sesungguhnya
Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah
memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu .... (QS Al Kahfi:
84)
1440 A.H.,
atau 2019 A.D. (dengan shaddah)
|
Sebuah tanda
yang menunjukkan permulaan abad keempat belas hijriyah dan akhir abad kedua
puluh dan permulaan abad dua puluh satu masehi adalah angka 1980 yang diperoleh
dengan mengalikan jumlah Surat Al Kahfi dengan nomor urutan surat ini.
Bediuzzaman
Said Nursi juga acapkali mengisyaratkan bahwa waktu ini adalah permulaan Hari
Akhir. Dia berkata, misalnya:
Oleh karena
itu, orang-orang yang kafir yang tidak mengetahui kebenaran ini berkata,
‘Mengapa para sahabat Nabi yang memiliki hati yang senantiasa waspada dan
pandangan cermat dan telah diajarkan dengan seluruh keterangan hari akhir,
menganggap sebuah kenyataan yang akan terjadi seribu empat ratus tahun kemudian
akan dekat dengan abad mereka, meski gagasan mereka telah menyimpang ribuan
tahun dari kebenaran?'
Surat 18:
Surat Al Kahfi (berisi 110 ayat) 18 x 110 = 1980
|
Bediuzzaman
Said Nursi, dengan mengatakan ‘1400 tahun setelah’ Sahabat Nabi menunjukkan
tahun-tahun sekitar tahun 1980-an sebagai hari akhir. Perlu dicatat di sini,
dia mengatakan 1400, bukan 1373, 1378, dan bukan 1398. Dengan demikian, hal itu
adalah abad keempat belas Hijriyah.
Surat Al Kahfi
berisi berita yang sangat baik bagi umat Islam. Berita ini, seperti yang
disabdakan oleh Rasulullah SAW, mendekati kurun waktu penuh rahmat di Hari
Akhir. Apabila Surat Al Kahfi dilihat dari sudut pandang ini, surat ini
terlihat menunjukkan tahap-tahap yang berbeda, permulaan, perkembangan, dan
kesimpulan Islam di Hari Akhir yang mencapai puncaknya dalam kekuasaan Islam
dan berakhir dengan kedatangan ‘Isa AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar