Kamis, 24 Juni 2021

Hidroponik



 


Hidroponik merupakan budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Hidroponik berasal dari bahasa latin yang terdiri dari kata hydro yang berarti air dan kata ponos yang berarti kerja (Soeseno 1998). Hidroponik didefinisikan sebagai proses pengerjaan atau pengelolaan air yang digunakan sebagai media tumbuh tanaman dan juga sebagai tempat akar tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Tanaman memperoleh hara dari larutan garam mineral yang diberikan langsung ke akar tanaman. Prinsip dasar budidaya tanaman secara hidroponik ialah suatu upaya menciptakan dan mengatur suatu kondisi lingkungan yang ideal bagi perkembangan dan pertumbuhan tanaman sehingga ketergantungan tanaman terhadap alam dapat dikendalikan. Rekayasa faktor lingkungan yang paling menonjol pada hidroponik adalah dalam hal penyediaan nutrisi yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang tepat dan mudah diserap oleh tanaman (Lingga 1987).

Berdasarkan penggunaan larutan nutrisinya, hidroponik digolongkan menjadi dua, yaitu hidroponik sistem terbuka dan hidroponik sistem tetutup. Larutan nutrisi dialirkan ke daerah perakaran tanaman dan kelebihannya dibiarkan hilang pada hidroponik sistem terbuka. Sementara itu pada hidroponik sistem tertutup, kelebihan larutan nutrisi yang diberikan, ditampung dan disirkulasikan kembali ke daerah perakaran tanaman. Kandungan unsur-unsur hara dalam larutan nutrisi pada hidroponik sistem tertutup akan berubah seiring dengan penyerapannya oleh tanaman (Chadirin 2007). Tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik sama halnya dengan tanaman secara konvensional yang membutuhkan kecukupan nutrisi baik dari segi jumlah maupun jenisnya. Nutrisi tersebut dibagi ke dalam dua bagian, yaitu unsur mikro dan makro. Unsur makro diantaranya karbon (C), oksigen (O), nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S). Unsur mikro diantaranya boron (B), besi (Fe), tembaga (Cu), mangan (Mn), seng (Zn) dan molibdenum (Mo).

Saat ini dikenal delapan macam teknik hidroponik modern, yakni nutrient film technique (NFT), static aerated technique (SAT), ebb and flow technique (EFT), deep flow technique (DFT), aerated flow technique (AFT), drip irrigation technique (DIT), root mist technique (RMT), dan fog feed technique (FFT). Nutrient film technique (NFT) adalah metode budidaya dengan akar tanamannya berada di lapisan air dangkal tersirkulasi yang mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. NFT merupakan sistem yang sangat cocok diterapkan pada daerah  yang tidak subur atau dataran tinggi dan rendah dengan tujuan hasil panen yang berkualitas (Untung 2000). Sistem irigasi yang tertatur sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman (Prihmantoro dan Indriani 1998). Sistem NFT merupakan sistem irigasi air mengalir, sehingga efektif dalam mengoptimalkan penggunaan bahan nurtisi karena dengan penggunaan cara tersebut larutan nutrisi tidak akan terbuang percuma. Namun, kerugian dari sistem NFT adalah patogen dapat menyebar pada seluruh tanaman melalui aliran nutrisi. Selain itu, penerapan sistem ini memerlukan modal awal yang relatif mahal dan pemilihan komoditas yang bernilai tinggi, serta pengetahuan dan keahlian di bidang kimia (Pitiriana 2016).

Jenis tanaman yang biasanya dibudidayakan menggunakan sistem hidroponik NFT adalah jenis tanaman sayuran. Sayuran hidroponik merupakan sayuran yang ditanam dengan teknik tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Seiring dengan semakin meningkatnya pengetahuan konsumen terhadap kesehatan, bahaya pestisida, serta isu ramah lingkungan membuat sayuran hidroponik mulai diminati masyarakat untuk dikonsumsi sehari-hari. Peningkatan konsumsi sayuran hidroponik memberikan peluang besar untuk usaha sayuran hidroponik. Teknologi hidroponik memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan sistem konvensional, yaitu ramah lingkungan, produk yang dihasilkan higienis dan sehat, pertumbuhan tanaman lebih cepat, kualitas hasil tanaman dapat terjaga, dan kuantitas dapat lebih meningkat. Tanaman sayuran yang sering ditanam dalam sistem hidroponik ialah jenis sayuran daun. Berbagai jenis sayuran daun di antaranya seledri, sawi, selada, bayam, kangkung, dan sayuran dari famili Brassicaceae (Prihmantoro dan Indriani 1998).


Daftar Pustaka

Chadirin Y. 2007. Teknologi Greenhouse dan Hidroponik. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.

Lingga P. 1999. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Pitiriana SH. 2016. Efisiensi produksi sayuran daun dengan sistem hidroponik nutrient film technique (NFT) di PT. Amazing Farm, Lembang, Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Prihmantoro H, Indriani YH. 1998. Hidroponik Sayuran Semusim Untuk Bisnis dan Hobi. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Soeseno S. 1998. Bercocok Tanam Secara Hidroponik. Jakarta (ID): Gramedia.

Untung O. 2000. Hidroponik Sayuran Sistem NFT. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar