Senin, 30 April 2018

PERISTIWA PENTING DI BULAN SYA’BAN


Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Dalam kitab Ma Dza fi Sya’ban? karya Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki
menyebutkan tiga peristiwa penting yang berimbas
pada kehidupan beragama seorang Muslim.

1. Peralihan Kiblat

Peralihan kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram terjadi pada bulan Sya’ban.
Menurut Al-Qurthubi ketika menafsirkan Surat Al-Baqarah ayat 144
dalam kitab Al-Jami’ li Ahkāmil Qur’an dengan mengutip pendapat
Abu Hatim Al-Basti mengatakan bahwa Allah ﷻ memerintahkan
Nabi Muhammad ﷺ untuk mengalihkan kiblat pada malam Selasa bulan Sya’ban
yang bertepatan dengan malam nisfu Sya’ban.

Peralihan kiblat ini merupakan suatu hal yang sangat ditunggu-tunggu
oleh Nabi Muhammad ﷺ.
Bahkan diceritakan bahwa Nabi Muhammad ﷺ berdiri menghadap langit
setiap hari menunggu wahyu turun perihal peralihan kiblat itu
seperti Surat Al-Baqarah ayat 144 berikut.

قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ

“Sungguh Kami melihat wajahmu kerap menengadah ke langit,
  maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai.
  Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.”

2. Penyerahan Rekapitulasi Keseluruhan Amal kepada Allah ﷻ

Salah satu hal yang menjadikan bulan Sya’ban utama adalah bahwa pada bulan ini
semua amal kita diserahkan kepada Allah ﷻ.
Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki mengutip sebuah hadits riwayat An-Nasa’i
yang meriwayatkan dialog Usamah bin Zaid dan Nabi Muhammad ﷺ.

“Wahai Nabi, aku tidak melihatmu berpuasa di bulan-bulan lain sebagaimana
engkau berpuasa di bulan Sya’ban?”

Kemudian Rasulullah ﷺ menjawab,
“Banyak manusia yang lalai di bulan Sya’ban.
Pada bulan itu semua amal diserahkan kepada Allah ﷻ.
Dan aku suka ketika amalku diserahkan kepada Allah ﷻ, aku dalam keadaan puasa.”

Penyerahan amal yang dimaksud dalam hal ini adalah penyerahan seluruh
rekapitulasi amal kita secara penuh. Walaupun, menurut Sayyid Muhammad Alawi,
ada beberapa waktu tertentu yang menjadi waktu penyerahan amal
kepada Allah ﷻ selain bulan Sya’ban, yaitu setiap siang, malam, setiap pekan.
Ada juga beberapa amal yang diserahkan langsung kepada Allah tanpa
menunggu waktu-waktu tersebut, yaitu catatan amal shalat lima waktu.

3. Penurunan Ayat tentang Anjuran Shalawat untuk Rasulullah ﷺ

Pada bulan Sya’ban juga diturunkan ayat anjuran untuk bershalawat untuk
Nabi Muhammad ﷺ, yaitu Surat Al-Ahzab ayat 56.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.
Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

Ibnu Abi Shai Al-Yamani mengatakan, bulan Sya’ban adalah bulan shalawat.
Karena pada bulan itulah ayat tentang anjuran shalawat diturunkan.
Pendapat ini dikuatkan oleh pendapat Imam Syihabuddin Al-Qasthalani
dalam Al-Mawahib-nya, serta Ibnu Hajar Al-Asqalani yang mengatakan bahwa
ayat itu turun pada bulan Sya’ban tahun ke-2 hijriyah.

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد

Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad, Wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad.

Semoga bermanfaat
Silahkan share

Sumber :
Kitab Ma Dza fi Sya’ban
Karya Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki

Minggu, 29 April 2018

*Keutamaan nisfu sya'ban*


http://www.wongsantun.com/2016/05/keutamaan-nisfu-syaban.html?m=1

*BACA JUGA :*

http://www.wongsantun.com/2016/05/doa-dan-amalan-malam-nisfu-syaban-arab.html?m=1

Tulisan dibawah ini di sadur dari kitab Durratun Nashihin karangan syaikh Usman bin Hasan bin Ahmad Syakir, ulama besar bermadzhab Hanafi :

عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ فَضْلُ شَعْبَانَ عَلَى سَائِرِ الشُّهُوْرِ كَفَضْلِ عَلَى سَائِرِ اْلأَنْبِيَاءِ وَفَضْلُ رَمَضَانَ عَلَى سَائِرِ الشُّهُوْرِ كَفَضْلِ اللهِ تَعَالَى عَلَى عِبَادِهِ

Dari Nabi saw bahwasanya beliau bersabda : Kelebihan bulan Sya’ban mengatasi semua bulan, adalah bagaikan kelebihanku mengatasi seluruh para Nabi, dan kelebihan bulan Romadhon mengatasi semua bulan, adalah bagaikan kelebihan Allah swt mengatasi para hambaNya.

وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَدْرُوْنَ لِمَ سُمِّيَ شَعْبَانَ ؟ قَالُوْا : اَللهُ وَرَسُوْلَهُ أَعْلَمُ قَالَ لِأَنَّهُ يَتَشَعَّبُ فِيْهِ خَيْرٌ كَثِيْرٌ

Dan beliau saw bersabda : Tahukah, kenapa disebut dengan bulan Sya’ban? Mereka menjawab : Hanya Allah dan RosulNya yang tahu pasti. Nabi bersabda : Sebab pada bulan ini amal baik/kebaikan becabang banyak sekali.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ، قَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ أَتَانِى جِبْرِيْلُ لَيْلَةَ النِّصْفُ مِنْ شَعْبَانَ، وَقَالَ يَا مُحَمَّدُ هَذِهِ لَيْلَةٌ تُفْتَحُ فِيْهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَأَبْوَابُ الرَّحْمَةِ، فَقُمْ وَصَلِّ وَارْفَعْ رَأْسَكَ وَيَدَيْكَ إِلَى السَّمَاءِ، فَقُلْتُ يَا جِبْرِيْلُ مَا هَذِهِ اللَّيْلَةُ؟ فَقَالَ هَذِهِ لَيْلَةٌ يُفْتَحُ فِيْهَا ثَلَاثُمِائَةِ بَابٍ مِنَ الرَّحْمَةِ فَيَغْفِرُ اللهُ تَعَالَى لِجَمِيْعِ مَنْ لَايُشْرِكُ بِا للهِ شَيْئًا إِلَّا مَنْ كَانَ سَاحِرًا أَوْ كَاهِنًا أَوْ مُشَاحِنًا أَوْ مُدْمِنَ خَمْرٍ أَوْ مُصِرًّا عَلَى الزِّنًا أَوْ أَكَلَ الرِّبَا أَوْ عَاقَّ الْوَالِدَيْنِ أَوِ النَّمَّامَ أَوْ قَاطِعَ الرَّحِمِ فَإِنَّ هَؤُلآءِ لَايَغْفِرُ لَهُمْ حَتَّى يَتُوْبُوَا وَيَتْرَكُوْا

Dari Abu Hurairah ra bahwasanya dia berkata, beliau saw bersabda : Pada malam nisfu Sya’ban Jibril datang kepadaku, sahutnya: Hai Muhammad, pada malam ini pintu-pintu langit dan pintu-pintu rahmat dibuka, untuk itu tegaklah shalat, angkatlah kepala dan kedua tanganmu ke langit. Aku bertanya: Hai Jibril, malam apakah ini ? Jawabnya: Pada malam ini 300 pintu rahmat telah dibuka, Allah mengampuni semua orang yang tidak musyrik kepada Allah, bukan ahli sihir, bukan dukun, bukan orang yang suka bermusuhan, bukan pemabuk arak, bukan pelacur, bukan pemakan harta riba, bukan pendurhaka terhadap kedua orang tua, bukan yang suka mengadu domba dan bukan orang yang suka memutus tali persaudaraan, mereka semua itu tidak diampuni, hingga bertaubat dan suka meninggalkan.

وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ مَنْ عَظَّمَ شَعْبَانَ وَاتَّقَى اللهَ تَعَالَى وَعَمِلَ بِطَاعَتِهِ وَأَمْسَكَ عَنِ اْلمَعْصِيَةِ غَفَرَ اللهُ تَعَالَى ذُنُوْبَهُ وَأَمَنَهُ مِنْ كُلِّ مَا يَكُوْنُ فِى تِلْكَ السَّنَةِ مِنَ اْلبَلَايَا وَاْلأَمْرَاضِ كُلِّهَا

Dan beliau saw bersabda : Siapa mengagungkan bulan Sya’ban, bertaqwa kepada Allah swt dan ta’at beribadah kepada-Nya, serta mengekang diri dari laku maksiat, maka Allah mengampuni segala dosanya dan menyelamatkannya dari segala macam bahaya/balak dan macam-macam penyakit dalam tahun itu.

قَالَ النَّبِىُّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ مَنْ أَحْيَا لَيْلَةَ الْعِيْدَيْنِ وَ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ لَمْ يَمُتْ قَلْبَهُ حِيْنَ تَمُوْتُ الْقُلُوْبُ

Nabi saw bersabda : Siapa menghidup-hidupkan dua malam hari raya dan malam nisfu Sya’ban, maka tidak matilah hatinya ketika umumnya hati mati.

وَعَنْ عَلِىُّ كَرَّمَ اللهُ وَجْهَهُ عَنِ النَّبِىِّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ أَنَّهُ قَالَ إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوْا لَيْلَهَا وَصُوْمُوْا نَهَارَهَا فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى يَنْزِلُ فِى تِلْكَ اللَّيْلَةِ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا عِنْدَ غُرُوْبِ الشَّمْسِ فَيَقُوْلُ : هَلْ مِنْ سَائِلِ فَأَعْطِيَهُ سُؤَالَهُ وَهَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَلَهُ وَهَلْ مِنْ مُسْتَرْزِقٍ فَأَرْزُقَهُ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ

Dan dari Ali krw, dari Nabi saw bahwasanya beliau bersabda : Ketika masuk malam nisfu Sya’ban, tegaklah melakukan sholat dimalam hari dan berpuasalah disiangnya, sebab Allah swt turun pada malam itu ke langit dunia ketika mentari terbenam, firmanNya : adakah orang yang suka memohon, pasti Aku memberinya, adakah orang yang beristigfar pasti Aku mengampuninya dan adakah orang yang minta rezeki pasti aku memberinya, sampai terbit fajar.

وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَ اللهَ تَعَالَى يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لِأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمٍ لِقَبِيْلَةِ بَنِى كَلْبٍ

Dan dari Aisyah rha, bahwasanya dia berkata, Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya Allah swt turun ke langit dunia pada malam nisfu Sya’ban, Dia mengampuni hamba-hamba-Nya lebih banyak dibandingkan jumlah rambut biri-biri kepunyaan rombongan bani Kalb.

Salah satu cara untuk menghidupkan malam nisfu Sya'ban adalah : Setelah shalat maghrib membacasurat yasin sebanyak 3 kali dengan niat yang berbeda pada setiap pembacaannya. Niat pertama, memohon agar kita dipanjangkan umur untuk beribadah kepada Allah. Niat kedua, memohon agar kita diberi rezeki yang banyak dan halal sebagai bekal beribadah kepada Allah. Niat ketiga, memohon agar kita dikuatkan iman. Kemudian dilanjutkan membaca doa nisfu Sya'ban berikut ini :

اَللهم يَا ذَا الْمَنِّ وَلاَ يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ، يَاذَا الْطَّوْلِ وَاْلإِ نْعَامِ لآ إِلَهَ إِلاَّ اَنْتَ ظَهَرَ اللاَّجِيْنَ وَجَارَالْمُسْتَجِيْريْنَ وَ أَمَانَ الْخَا ئِفِيْنَ،  اللهم إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُوْمًا أَوْ مَطْرُوْدًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِيْ الرِّزْقِ فَامْحُ اللهم بِفَضْلِكَ فِيْ أُمِّ الْكِتَابِ شَقَاوَتِيْ وَحِرْمَانِيْ وطَرْدِيْ وَقْتِتَارَ رِزْقِيْ وَ أَثْبِتْـنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الْكِتَابِ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِ نَّكَ قُلْتَ وَقَوْ لُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ الْمَنَزَّلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ  يَمْحُوْ اللهُ مَايَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ إِ لَهِيْ بِالتَّجَلِّى اْلأَعْظَمِ فِيْ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِشَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ أَمْرٍحَكِيْمٍ وَيُبْرَمُ إِصْرِفْ عَنِّيْ مِنَ الْبَلاَءِ مَاأَعْلَمُ وَمَا لاَ أَعْلَمُ وَمَا أَ نْتَ بِهِ أَعْلَمُ وأَ نْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ  بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Ya Allah, wahai Dzat yang memiliki anugerah dan engkau tidak diberi anugerah, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan, wahai Dzat yang memiliki kekayaan dan kenikmatan. Tiada Tuhan melainkan Engkau, engkaulah penolong para pengungsi, pelindung orang-orang yang mencari perlindungan dan pemberi keamanan kepada orang-orang yang ketakutan. Ya Allah, Jika Engkau telah menulis aku disisi Engkau di dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit dalam rezekiku, maka hapuskanlah. Ya Allah, dengan anugerah Engkau, dalam ummil kitab celakaku, terhalangku, tertolakku dan kesempitanku dalam rezekiku dan tetapkanlah aku di sisi Engkau dalam Ummil Kitab sebagai orang yang beruntung, memperoleh rezeki dan taufiq dalam melakukan kebajikan. Karena sesungguhnya Engkau telah berfirman dan firman-Mu adalah benar didalam Kitab-Mu yang telah diturunkan atas lisan Nabi-Mu yang terutus. Allah menghapus apa yang Dia kehendaki dan menetapkan apa yang Dia kehendaki dan di sisi-Nyalah Ummil Kitab (Lauh mahfudz). Wahai Tuhanku, dengan kenyataan yang agung pada malam pertengahan bulan Sya’ban segala perkara yang ditetapkan dibedakan, hapuskanlah dari saya bencana, baik yang saya ketahui dan yang belum saya ketahui. Engkaulah yang mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi. dengan rahmat-Mu wahai Tuhan yang maha mengasih. Semoga Allah selalu melimpahkan shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad, dan atas keluarga dan para shahabat beliau, Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam.

LEBIH BERMANFAAT BILA DISHARE KEPADA YANG LAIN

Sabtu, 28 April 2018

*🍃KEISTIMEWAAN BULAN SYA'BAN🌹*


Bulan Sya’ban adalah pintu menuju bulan Ramadhan. Barangsiapa yang berupaya membiasakan diri bersungguh² dalam beribadah di bulan ini, insya Allah ia akan menuai kesuksesan di bulan Ramadhan.

Imam Dzunnun al-Mishri mengatakan:

“Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban adalah bulan menyirami dan Ramadhan adalah bulan untuk menuai (memanen).”

*Peristiwa dan Keistimewaan Bulan Sya’ban*

1⃣ *Perpindahan kiblat dari Baitul Maqdis (Masjidil Aqsha) ke Ka’bah (Masjidil Haram).*

Dalam Tafsir ath-Thabariy dijelaskan bahwa ketika Rasulullah Saw. berhijrah ke Madinah, sementara kebanyakan penduduknya adalah Yahudi, maka Allah memerintah beliau Saw. menghadap Baitul Maqdis (sebagai kiblat). Orang² Yahudi merasa gembira karena Baitul Maqdis merupakan kiblat mereka.

Selama berkiblat ke Baitul Maqdis ini orang² Yahudi selalu mencaci maki Rasulullah Saw. Mereka berkata: “Muhammad menyelisihi agama kita tetapi berkiblat kepada kiblat kita!” Dan masih banyak lagi celotehan mereka. Sikap orang² Yahudi tsb membuat Nabi Muhammad Saw. tidak senang, dan setiap hari beliau berdoa menengadahkan wajah mulianya ke atas langit dalam keadaan rindu agar Allah menurunkan wahyu, bahwa kiblat dipindahkan dari Baitul Maqdis ke Ka’bah.

Allah mengabulkan doa Rasulullah Saw. dengan turunnya surat al-Baqarah ayat 144 yg berisi perintah untuk pindah dari Baitul Maqdis ke Ka’bah:

قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”

Umat Islam shalat menghadap Baitul Maqdis selama 17 bulan lebih 3 hari. Yakni sejak hari Senin 12 Rabi’ul Awal tahun ke-1 Hijrrah sampai dengan hari Selasa 15 Sya’ban tahun ke-2 Hijrah. Shalat yang pertama kali dilakukan pasca perpindahan kiblat tersebut adalah shalat Ashar.

2⃣ *Malam Dilaporkannya Amal Perbuatan Manusia*

Pada malam Nishfu Sya’ban semua amal manusia dilaporkan kepada Allah Swt. Alangkah baiknya jika saat itu catatan amal perbuatan kita berupa ibadah. Dalam hadits Nabi Saw. dijelaskan:

عن أسامة بن زيد رضي الله عنهما قال : قلت : يا رسول الله لم أرك تصوم من شهر من الشهور ما تصوم من شعبان ؟ قال : ” ذاك شهر يغفل الناس عنه بين رجب ورمضان ، وهو شـهر تُرفع فيه الأعمال إلى رب العالمين ، وأحب أن يُرفع عملي وأنا صائم ” قال المنذري: رواه النسائي ( 1) الترغيب والترهيب للمنذري 2/ 48 .

“Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid yang bertanya kepada Rasulullah Saw.:
“Wahai Rasulullah, aku tidak melihatmu puasa pada bulan-bulan lain seperti pada bulan Sya’ban?”
Rasulullah Saw. menjawab:
“Bulan ini adalah bulan yang dilupakan manusia, antara bulan Rajab dan Ramadhan. Dan bulan ini saat dilaporkannya amal perbuatan (manusia) kepada Tuhan semesta alam. Dan aku senang jika amalku dilaporkan sedangkan aku dalam keadaan puasa.”
(HR. Imam an-Nasai dalam at-Targhib wa at-Tarhib li al-Mundziri juz 2 halaman 48).
lafadz “turfa’u” diartikan dengan “tu’radhu” atau bermakna ditampakkan atau ditunjukkan (kepada Allah).”

Sebenarnya pelaporan amal kita ini ada yang harian, ada yang mingguan dan ada pula yang tahunan. Laporan harian dilakukan malaikat pada siang hari dan malam hari. Yang migguan dilakukan malaikat setiap Senin dan Kamis. Adapun yang tahunan dilakukan pada setiap Lailatul Qadar dan Malam Nishfu Sya’ban. (Lihat: Hasyiyat al-Jamal bab Puasa Tathawwu’).

3⃣ *Bulan Penentuan Umur dan Rizki*

عن عائشة رضي الله عنها قالت: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصوم شعبان كله حتى يصله برمضان ولم يكن يصوم شهرا تاما إلا شعبان، فقلت يا رسول الله: إن شعبان لمن أحب الشهور إليك أن تصومه ؟ فقال: نعم يا عائشة إنه ليس نفس تموت في سنة إلا كتب أجلها في شعبان، فأحب أن يكتب أجلي وأنا في عبادة ربي وعمل صالح

“Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah Ra., bahwasannya Rasulullah Saw. puasa di bulan Sya’ban seluruhnya sampai bertemu dengan Ramadhan. Dan tidaklah Nabi puasa sebulan penuh (selain Ramadhan) kecuali Sya’ban. Sayyidah Aisyah berkata:
“Wahai Rasulullah, apakah bulan Sya’ban adalah bulan yang paling engkau sukai untuk berpuasa?” Rasulullah Saw. menjawab:
“Benar wahai Aisyah, tidak ada satupun jiwa yang akan mati pada satu tahun ke depan kecuali ditentukan umurnya pada bulan Sya’ban. Dan aku senang seandainya ketika umurku ditulis aku dalam keadaan beribadah dan beramal shaleh kepada Tuhanku.”

عثمان بن محمد بن المغيرة بن الأخنس قال: إن رسول الله صلى الله عليه وسلّم قال: «تقطع الآجال من شعبان إلى شعبان حتى إن الرجل لينكح ويولد له وقد أخرج اسمه في الموتى» فهو حديث مرسل

“Utsman bin Mugirah bin al-Akhnas berkata bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda:
*“Ajal seseorang ditentukan dari bulan Sya’ban ke bulan Sya’ban berikutnya,* sehingga ada seseorang bisa menikah dan melahirkan, padahal namanya sudah tercantum dalam daftar orang-orang yang mati.”
(Hadits ini mursal dan disebutkan dlm Tafsir Ibnu Katsir).”

قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: «يَسِحُّ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ الْخَيْرَ فِي أَرْبَعِ لَيَالٍ سَحًّا: لَيْلَةَ الأَضْحَى وَالْفِطْرِ، وَلَيْلَةَ النصْفِ مِنْ شَعْبَانَ يُنْسَخُ فِيهَا الآْجَالُ وَالأَرْزَاقُ وَيُكْتَبُ فِيهَا الْحَجُّ، وَفِي لَيْلَةِ عَرَفَةَ إِلٰى الأَذَانِ» . (الدَّيلمي عن عائشة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا

Rasulullah Saw. bersabda:
“Allah Swt. membuka kebaikan dalam empat malam; malam Idul Adha dan Idul Fitri, malam Nishfu Sya’ban dimana pada bulan itu ditulis ajal dan rizki seorang hamba serta ditulis juga di malam tersebut haji, dan malam ‘Arafah sampai adzan.”
(HR. ad-Dailami).

4⃣ *Malam Penuh Ampunan dan Rahmat*

Dari Ali bin Abi Thalib Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
“Apabila datang malam Nishfu Sya’ban, maka shalatlah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya. Karena sesungguhnya Allah akan turun ke dunia pada malam tersebut sejak matahari terbenam dan berfirman:
“Adakah orang yang meminta maaf kepadaku, maka akan Aku ampuni. Adakah yang meminta rizki, maka Aku akan melimpahkan rizki kepadanya. Adakah orang yang sakit, maka akan Aku sembuhkan.” Dan hal-hal yang lain sampai terbitnya fajar”.
(HR. Ibnu Majah).

عن أبي موسى عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (إن الله ليطلع ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه، إلا لمشرك أو مشاحن) [رواه ابن ماجه وحسنه الشيخ الألبانى فى صحيح ابن ماجه

“Dari Abu Musa Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah muncul (ke dunia) pada malam Nishfu Sya’ban dan mengampuni seluruh makhlukNya, kecuali orang musyrik dan orang yang saling dengki.”
(HR. Ibn Majah).

5⃣ *Bulan Istijabah*

عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: إذا كان ليلة النصف من شعبان نادى مناد: هل من مستغفر فأغفر له؟ هل من سائل فأعطيه؟ فلا يسأل أحد شيئا إلا أعطي إلا زانية بفرجها أو مشركا

Rasulullah Saw. bersabda:
“Apabila datang malam Nishfu Sya’ban, berseru Dzat yang berseru (Allah):
“Apakah ada orang yang memohon ampun maka Aku akan mengampuninya? Apakah ada yang meminta maka Aku akan memberinya? Tidak ada seorang pun yang meminta sesuatu kecuali Aku akan memberinya, kecuali wanita pezina atau orang musyrik.”
(HR. al-Baihaqi).

عن ابن عمر بن الخطاب ، قال: خمس ليال لا يرد فيهن الدعاء ليلة الجمعة، وأول ليلة من رجب، وليلة النصف من شعبان، وليلتا العيد

Dari Ibnu Umar Ra. berkata:
“Terdapat lima malam dimana doa tidak ditolak; malam Jum’at, malam pertama bulan Rajab, malam Nishfu Sya’ban, malam Idul Fitri dan malam Idul Adha.”
(HR. al-Baihaqi).

6⃣ *Bulan Milik Rasulullah Saw. (Turunya Ayat Sholawat Nabi)*

قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: «شَعْبَانُ شَهْرِي وَرَمَضَانُ شَهْرُ اللَّهِ، وَشَعْبَانُ الْمُطَّهرُ، وَرَمَضَانُ الْمُكَفرُ» الدَّيلمي عن عائشةَ رضيَ اللَّهُ عنهَا

Rasulullah Saw. bersabda:
“Bulan Sya’ban adalah bulanku, dan bulan Ramadhan adalah bulan Allah. Bulan Sya’ban mensucikan, sedang bulan Ramadhan melebur dosa.”
(HR. ad-Dailami dari Sayyidah Aisyah Ra.).

Ibnu Shaif al-Yamani menyebutkan bahwasanya bulan Sya’ban disebut bulannya Rasulullah Saw. karena pada bulan tersebut turun ayat perintah membaca shalawat kepada Rasulullah Saw. yakni pada surat al-Ahzab ayat 56:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

7⃣ *Bulan Al-Quran*

Bulan Sya’ban dinamakan juga bulan al-Quran, sebagaimana disebutkan dalam beberapa atsar. Memang membaca al-Quran selalu dianjurkan di setiap saat dan di manapun tempatnya, namun ada saat-saat tertentu pembacaan al-Quran itu lebih dianjurkan seperti di bulan Ramadhan dan Sya’ban, atau di tempat² khusus seperti Makkah, Raudhah dll.

والله اعلم بالصواب

Jumat, 27 April 2018

Mana Lebih Utama, Memberi Utang atau Sedekah?


Sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk saling bahu-membahu. Yang kuat meringankan yang lemah dalam hal ekonominya, yang lemah membantu saudaranya di bidang yang ia mampu. Sebagai makhluk sosial, kita diperintahkan untuk saling bantu. Allah subhânahȗ wa ta'alâ berfirman dalam al-Qur'an:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

Artinya: "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (QS Al-Ma'idah: 2) 

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga bersabda, orang yang melapangkan kesempitan saudaranya, akan dilapangkan oleh Allah subhânahu wa ta'alâ.                        

مَنْ نَفَّسَ عَنْ أَخِيهِ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

Artinya: "Barangsiapa melapangkan satu macam kesempitan dari aneka macam kesempitan yang dialami saudaranya, Allah akan melapangkan kesempitan penolong itu dari kesempitan-kesempitan hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi (aib) orang Muslim, Allah akan menutupi aibnya baik di dunia maupun di akhirat. Barangsiapa memudahkan urusan orang yang sedang kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia maupun di akhirat. Allah selalu dalam pertolongan seorang hamba selama ia mau menolong saudaranya.” (Sunan at-Tirmidzi: 2869)

Baca juga: Ketika Imam Abu Hanifah Menagih Utang Orang Majusi
Menolong orang lain dapat diaplikasikan dalam berbagai macam. Bisa memberi utang orang yang sedang membutuhkan maupun memberi harta kepada orang lain. 

Namun, secara pahala, jika ditimbang-timbang, pahalanya besar mana antara memberi orang secara cuma-cuma dengan memberi utang?

Berikut ini ada satu hadits yang dikutip beberapa kitab hadits di antaranya dalam Sunan Ibnu Mâjah, Faidlul Qadîr, Jâmiul Ahâdîts beserta sumber lain yang mengisahkan bahwa saat melakukan perjalanan isra' mi'raj, Rasulullah melihat di dalam pintu surga tertulis, shadaqah dibalas oleh Allah sepuluh kali lipat, sedangkan memberikan utang pahalanya 18 kali lipat. Teks lengkap hadits sebagaimana yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagai berikut:

رَأَيْتُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي عَلَى بَابِ الْجَنَّةِ مَكْتُوبًا الصَّدَقَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا وَالْقَرْضُ بِثَمَانِيَةَ عَشَرَ فَقُلْتُ يَا جِبْرِيلُ مَا بَالُ الْقَرْضِ أَفْضَلُ مِنْ الصَّدَقَةِ قَالَ لِأَنَّ السَّائِلَ يَسْأَلُ وَعِنْدَهُ وَالْمُسْتَقْرِضُ لَا يَسْتَقْرِضُ إِلَّا مِنْ حَاجَةٍ.

Artinya: "Saya melihat di saat saya diisra'kan pada pintu surga tertulis, shadaqah dilipatgandakan sepuluh kali lipat. Memberi utang dilipatkan 18 kali lipat. Kemudian saya bertanya kepada Jibril, 'Bagaimana orang yang memberi utang lebih utama dari pada bershadaqah?'. 

Kemudian Jibril menjawab 'Karena orang yang meminta, (secara umum) dia itu meminta sedangkan dia sendiri dalam keadaan mempunyai harta. Sedangkan orang yang berutang, ia tidak akan berutang kecuali dalam keadaan butuh'." (Sunan Ibnu Majah:

Keutamaan Membaca surat Al Kahfi pada malam/hari jumat..

Keutamaan Membaca surat Al Kahfi pada malam/hari jumat..

ِعَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ :« مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ »
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahuanhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka Allah akan menyinarinya dengan cahaya di antara dua Jum’at.

”عَنْ أَبِى الدَّرْدَاءِ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ : « مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ » وفي رواية ـ من آخر سورة الكهف ـ
Dari Abu Darda’ radhiyallahu anhu,
bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, niscaya dia akan terlindungi dari (fitnah) Dajjal. Dan di dalam riwayat lain disebutkan: “(sepuluh ayat terakhir) dari surat Al-Kahfi.”

Dan di dalam hadits lain dijelaskan maksud daripada perlindungan dan penjagaan dari fitnah Dajjal ialah sebagaimana sabda Nabi shallallahualaihi wasallam:
فَمَنْ أَدْرَكَهُ مِنْكُمْ فَلْيَقْرَأْ عَلَيْهِ فَوَاتِحَ سُورَةِ الْكَهْفِ [ فَإِنَّهَا جِوَارُكُمْ مِنْ فِتْنَتِهِ ]“
…maka barangsiapa di antara kalianyang menjumpai Dajjal, hendaknya ia membacakan di hadapannya ayat-ayat pertama surat Al-Kahfi, karena ayat-ayat tersebut (berfungsi) sebagai penjaga kalian dari fitnahnya.

”عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « من قرأ سورة الكهف كما أنزلت ، كانت له نورا يوم القيامة من مقامه إلى مكة ، ومن قرأ عشر آيات من آخرها ثم خرجالدجال لم يسلط عليه ، ومن توضأ ثم قال : سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ، كَتَبَ فِي رَقٍّ ثُمَّ طُبِعَ بِطَابَعٍ فَلَمْ يُكْسَرْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ»
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahuanhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi sebagaimana diturunkannya, maka surat ini akan menjadi cahaya baginya pada hari Kiamat dari tempat tinggalnya hingga ke Mekkah. Dan barangsiapa membaca sepuluh ayat terkahir dari surat Al-Kahfi lalu Dajjal keluar (datang), maka Dajjal tidak akan membahayakannya. Dan barangsiapa berwudhu lalu ia mengucapkan;“SUBHAANAKALLOHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLAA ANTA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA” (artinya: Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq diibadahi selain Engkau, aku memohon ampunan dan aku bertaubat kepada-Mu), maka ia akan ditulis pada lembaran putih yang bersih, kemudian dicetak dengan alat cetak yang tidak akan robek sampai hari Kiamat.”

Kamis, 26 April 2018

*Syirik kecil atau riya'*


http://www.wongsantun.com/2016/04/syirik-kecil-atau-riya.html?m=1

Syirik kecil atau riya' adalah seorang yang menjalankan sesuatu ibadah dengan tidak bertujuan mencari ridha Allah, seperti bermaksud agar dilihat oleh orang banyak terhadap sesuatu perbuatan yang baik, dan nantinya akan memperoleh harta atau pujian.

Orang yang dalam beribadah disertai riya' maka nanti pada hari kiamat akan dicampakkan oleh Allah, dan disuruh minta balasan kepada orang yang dituju ketika beribadah di dunia dulu.

عَنْ مَحْمُودِ بْنِ لَبِيْدٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ. قَالُوْا وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ الرِّيَاءُ يَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا جُزِىَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمُ اذْهَبُوْا إِلَى الَّذِيْنَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِى الدُّنْيَا فَانْظُرُوْا هَلْ تَجِدُوْنَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً

Dari Mahmud bin Labid, bahwasanya Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya perkara yang paling aku takuti terhadap kalian adalah syirik kecil. Para sahabat bertanya : Apakah syirik kecil itu ya Rasulullah. Beliau menjawab : Yaitu riya'. Allah Azza wa Jalla berfirman kepada mereka pada hari kiamat, ketika Allah membalas manusia dengan amal-amalnya : Pergilah kepada orang-orang yang telah kamu  tuju dalam perbuatannmu di dunia, maka sekarang lihatlah apakah kamu mendapat balasan dari sisi mereka?. (H. R. Ahmad no. 24350)

Bahkan orang yang mencari ilmu, beribadah atau berbuat baik lainnya bukan karena mencari ridha Allah, maka ia tidak akan mendapatkan bau surga artinya orang itu tidak akan masuk surga.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيْبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. يَعْنِى رِيْحَهَا.

Dari Abu Hurairah ia ber kata, Rasulullah saw bersabda : Barang siapa yang belajar ilmu yang seharusnya untuk mencari ridha Allah Azzaa wa Jalla, tidaklah ia mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan harta dunia, maka tidak akan mencium bau surga pada hari kiamat. (H. R. Abu Daud no. 3666 dan Ibnu Majah no. 2601)

Beda kalau ada seseorang yang melakukan perbuatan baik, lalu ia dipuji banyak orang, maka itu bukanlah perbuatan riya'

عَنْ أَبِى ذَرٍّ قَالَ قِيْلَ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَأَيْتَ الرَّجُلَ يَعْمَلُ الْعَمَلَ مِنَ الْخَيْرِ وَيَحْمَدُهُ النَّاسُ عَلَيْهِ قَالَ تِلْكَ عَاجِلُ بُشْرَى الْمُؤْمِنِ.

Dari Abu Dzar ia berkata : Dikatakan kepada Rasulullah saw, bagaimana pendapatmu terhadap seorang laki-laki yang melakukan baik,lalu dipuji orang banyak? Beliau menjawab : Itu adalah kegembiraan seorang mukmin yang diberikan di dunia (H. R. Muslim no. 6791)

LEBIH BERMANFAAT BILA DISHARE KEPADA YANG LAIN

Menyeru Kepada Lima Hal


   Jabir bin Abdullah mengatakan,

   "Janganlah kalian duduk di sisi setiap orang yang berilmu kecuali yang menyeru kalian dari lima hal kepada lima hal yang lain:

• Keraguan kepada keyakinan

• Riya' kepada keikhlasan

• Keinginan kepada zuhud

• Kesombongan kepada tawadhu'

• Permusuhan kepada nasihat

Demikian keterangan dari kitab Qut al-Qulub.

ﻭَٱللّٰهُ أَﻋْﻠَﻢُ بِٱﻟﺼَّﻮَٱﺏِ
.
[ Al-Manhaj as-Sawiy, Syarh Ushul Thariqah as-Sadah Al-Ba 'Alawi lil Al-'Allamah Al-Muhaqqiq Ad-Da'illallah Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith ]

QIYAMULLAIL BAGI PARA PECINTA ALLAH


Al Habib Abdullah Al Haddad berkata :
"Tiada satupun Sunnah yang dikerjakan Rasulullah Saw, kecuali aku berharap telah mengerjakannya".

Dan mereka Salafunassholeh, menjadikan waktu Malam mereka untuk berdiri (Shalat) dan Beribadah/bermesraan dengan Rabb nya.

Salah seorang mereka berkata :

مايهمني في الدنيا إلا طلوع الشمس

"Tiada yang menyusahkan aku (membikin sedih) kecuali terbitnya Matahari".
(Karena terlena dengan Qiyamullail/Shalat Malam mereka).

Bahkan sebagian dari mereka berkata :

لوكان أهل الجنة بماكنا فيه..لكانوا في عيشة طيبة

"Andai penghuni Surga berada dalam keadaan kita (Asyik menikmati kemesraan dengan Allah saat malam hari), maka mereka pasti merasakan kenikmatan hidup".

Hingga ada yang mengatakan : 
"Andai di Surga tidak ada kenikmatan seperti yang kami rasakan/Qiyamullail, maka kami tidak akan mau memasukinya".

Dan mengerjakan Qiyamullail adalah merupakan sebab diangkatnya Derajat seseorang.

Dan Allah Swt memberikan Kewalian kepada Seseorang itu di Malam hari.

Allah Swt Berfirman Kepada Nabi Daud :
"Wahai Daud, sungguh telah berbohong Orang yang mengaku Mencintaiku, tapi menjauhiku di Malam hari".

Al Habib Seggaf bin Muhammad Assegaf berkata :
"Aku tidak pernah meninggalkan Qiyamullail sejak usiaku 7 tahun".

Sebagian dari Ulama Sufi Berkata :
"Aku tidak pernah meninggalkan Qiyamullail sejak umurku 3 tahun".

(Sungguh mereka Ulama Sufi adalah Bintangnya Ummat)

Sesungguhnya setiap Malam Allah Swt turun ke Langit Dunia hingga 1/3 Malam akhir dan Berseru :
"Adakah yang Berdoa Kepada-KU, maka akan AKU Kabulkan...
Adakah yang memohon permintaan Kepada-KU, maka AKU penuhi permintaannya...
Adakah yang memohon Ampunan-KU (Beristighfar), maka akan AKU ampuni...

Dikisahkan ada seorang Ulama yang disaat Qiyamullail setelah Bertahajjud dan Berdoa, ia mengangkat Tangan tinggi-tinggi sambil mengucapkan : 
أنا....أنا....أنا..
seakan-akan ia menjawab pertanyaan Allah Swt disetiap Malam.

Diceritakan juga bahwa Seorang Waliyullah Abu yazid Albushtomi dimasa kecilnya ingin sekali Berqiyamullail denga ayahnya, tapi Ayahnya menyuruhnya tidur, karena ia masih sangat kecil...Kemudian Abu Yazid berkata : 
"Apakah Ayah nanti akan bertanggung jawab kelak di Akherat? Saat Allah Swt menanyakan padaku, "Mengapa aku tidak mengikuti apa yang Rasulullah dan para Sahabatnya lakukan (Qiyamullail)".
Hingga akhirnya Ayahnya mengajaknya (Abu Yazid kecil) ikut serta mengerjakan Qiyamullail.

Rabu, 25 April 2018

Menjadi Wanita Yang Berharga

🕌 *مجلس تعليم الروضة* 📚

*KAJIAN ONLINE MAJELIS ARRAUDHAH*

📆 *Senin, 23 April 2018*
📚 *Materi : Menjadi Wanita Berharga*
👳‍♀ *Narasumber  Syarifah Bintu Abdullah*

🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃
السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
بسم الله الرحمن الرحيم...

*MENJADI WANITA BERHARGA*

الدنيا متاع و خير متاعها المرآة الصالحة
Artinya : "sesungguhnya dunia itu adalah perhiasaan dan sebaik-sebaik perhiasaan adalah Wanita sholehah. "

Pada dasarnya, seorang wanita itu adalah aurat. loh kok bisa??? ini nih penjelasannya....
di sebutkan dalam hadist,
المرأة عورة فإذا خرجت اشتشر فيها الشيطان
alArtinya : "Wanita itu adalah aurat, apabila ia keluar (dari rumahnya), setan senantiasa mengintainya." (HR TIRMIDZI)
       
Terbukti kan bagaimana pintarnya setan menggoda wanita, agar mempercantik dirinya ketika keluar rumah, hingga semua pria nggak bisa berpaling ketika melihat parasnya dan mencium wanginya. padahal itu adalah salah satu gerbang menuju gerbang fitnah. Jadi berhati-hatilah akhwat....

Dan pengertian aurat sendiri menurut bahasa adalah menutup, sedangkan secara syariat adalah sesuatu yg wajib ditutup dan haram untuk dilihat. Lalu, yang termasuk membuka aurat yaitu:
1. Memakai baju transparan, ketat dan rambut yg disanggul. Rasulullah SAW bersabda :
صنفان من اهل النار،لم لراهما،قوم معهم سياط كأذناب البقر يضربون بها الناس،ونساء كاسيات عاريات مائلات ممنلات رؤوسهن كاسنام البخث المائله لا يدخلن الجنة ولا يجرن ريحها وان ريحها ليوجر من مسيرة كذا وكذا ( رواه مسلم)
Artinya : " Dua jenis manusia dari ahli neraka yang aku belum pernah melihatnya sekarang, yaitu : kaum yang membawa cambuk (cemiti)  seperti ekor sapi, mereka menggunakannya untuk memukul manusia. Dan para wanita yg berpakaian akan tetapi telanjang, berjalan dengan menggoyangkan pundaknya dan berlengak lengok kepalanya, bagaikan punuk unta yg condong (sanggul). Mereka tidak akan masuk surga bahkan tidak dapat mencium bau wangi surga padahal wangi surga telah dapat dicium dari jarak perjalanan sekian dan sekian (7000 tahum). "
Aurat itu harusnya ditutup... bukan dibungkus. Jadi, kalau dibungkus sama aja kayak gorengan
2. Memakai minyak wangi,
    Rasulullah SAW bersabda:
اي ما امرأة استعطرت فمرت على قوم ليجدوا من ريحها فهي زانية
Artinya : " Seorang Wanita yang menggunakan wewangian lalu melewati sekumpulan orang laki laki, agar mereka mencium bau harum yang ia pakai, maka wanita tersebut dianggap berzina, "(H.R.NASA'I ABU DAUD, TIRMIDZI, DAN IMAM AHMAD)
Waduhhh... Jadi kita harus berhati-hati yah sama yang namanya *minyak wangi*, karena kalaupun baunya wangi, tetapi bisa menjerumuskan kita ke dalm murka Allah SWT dan neraka, naudzubillah min dzalik...
3. Berhias
Allah ta'ala berfirman,
وقرن في بيوتكم تبرجن تبرج الجاهلية
Artinya : "Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu, janganlah berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu. " (Q. S. AL AHZAB : 33)
 
Tahukah kamu, wanita itu memliki peran yang penting dalam kehidupan. Maksudnya apa ya ??? ini nih.....
Allah  SWT berfirman :
ان كيدكن عظيما
Artinya : "Sesungguhnya wanita itu memiliki tipu daya yg besar".
Sudah jelas sekali ancaman terhadap wanita bahwa tipu daya wanita besar... Mengapa???  Karena berapa banyak, para lelaki yan terjerumus ke neraka hanya karena seorang wanita ? 

Dan dalam hadist juga di katakan,
ان النساء حبائل الشياطين
"Ssungguhnya wanita itu perangkatnya para setan".
Maka dari itu kenapa wanita lebih baik di dalam rumah ???
Karena saat dia keluar rumah setan selalu membuntutinya untuk menyebarkan fitnah bagi wanita tersebut.

Dikisahkan, suatu saat Rasulullah SAW bertanya kepada putri tercintanya, Sayyidah Fathimah Azzahro', "Wahai Fathimah siapakah wanita yg paling mulia di muka bumi ini? "  Beliau pun menjawab : ان لا ترى رجلا ولا يراها رجل "Wanita yg tidak pernah melihat laki laki  dan tidak pernah di lihat oleh laki laki. "
Itu adalah gambaran dari sifat pemalu Sayyidah Fathimah. Bahkan menjelang kewafatannya, beliau berwasiat kepada pembantunya agar dikuburkan antara waktu maghrib dan isya' dengan menggunakan penutup (keranda). Hal tersebut ialah agar enggak ada yg bisa melihat beliau. Beliau juga merupakan orang yang pertama kali menggunakan keranda ketika meninggal.

Lalu, bagaimana jauhnya keadaan kita, dengan putri nabi Muhammad SAW Sayyidah Fathimah Azzahro ???
Kalau kita masih enjoy selfie selfie tanpa penutup aurat dengan baik, bahkan senang banget kalau foto yang kita upload dapat like banyak, terutama dikomentari sama cowok.
Naudzubillah min dzalik.....

والله اعلم بالصواب

*REKAPAN PERTANYAAN JAMA'AH MAJELIS ARRAUDHAH*

0⃣1⃣ *Pertanyaan Ukhty : Fitri*
Ustadzah ana izin bertanya..
Bagaimana kalo memakai wewangiannya niatnya bukan untuk membuat lelaki mencium bau harumnya.. Ada niat lain gitu, seperti supaya wangi buat diri sendiri. Itu bagaimana bolehkah menggunakannya? 🙏😊

*_Jawaban_*
Minyak wangi yang dibolehkan bagi wanita ialah yang kelihatan bentuknya tapi tidak ada baunya, artinya yang bisa mencium baunya adalah dia sendiri maka meskipun dengan niat tidak untuk tercium oleh laki-laki lain tapi jika sampai tercium dan menjadikan lelaki itu jadi memperhatikan dia dengan sebab wewangian tersebut maka haram hukumnya.

0⃣2⃣ *Pertanyaan Ukhty : Fitri*
Jadi tetep haram ya umma, terus bagaimana jika ingin shalat berjama'ah bolehkah memakai wewangian?

*_Jawaban_*
Jika berjamaah di dalam rumah boleh pake wewangian, karena wanita memang sebaiknya sholat di dalam rumah. Jika di masjid maka sama hukumnya (jangan sampai tercium oleh non mahrom).

0⃣3⃣  *Pertanyaan Ukhty : Elok*
Ana juga mau bertanya apa kalo misal kita saat bersholawat tepatnya di mahalul qiyam itu biasanya diberi minyak/wewangi gitu dan itu biasanya untuk menyambut datangnya nur-nya nabi dan kebetulan juga banyak rejal & harem yang tergabung dalam acara itu, apa itu dosa ? Syukron.

*_Jawaban_*
Insyaallah kalau minyak yang dikasih ketika mahallul qiyam tidak menjadikan harom sebab biasanya menyemprotkannya ketangan dan sedikit sekali hingga ketika keluar dari majelis, bau tidak dapat tercium ke orang lain.
Kecuali jika kita semprotkan banyak sekali kemudian ketika berjalan meenjadi sebab baunya tercium maka hukumnya juga sama menjadi harom.

0⃣4⃣ *Pertanyaan Ukhty : Yuliza*
Assalamualaikum ana izin bertanya.. Bagaimana hukumnya suara wanita yang bersholawat atau membaca alqur'an pada suatu acara maulid misalnya, yang didalam acara tersebut terdapat kaum laki-laki ?

*_Jawaban_*
Waalaikumsalaam
Dalam madzhab Imam Syafii suara wanita bukanlah aurat, tapi jika ketika dia membaca Alquran kemudian dengan niat agar didengar ajnabi dengan suara merdunya maka hukumnya haram. Jadi ketika hendak membaca Alquran dengan tilawah harus benar, meluruskan niatnya agar tidak menjadi haram, dan akan lebih baik lagi jika menggunakan qori' yang laki-laki ketika dalam acara yg ada laki-lakinya.

0⃣5⃣ *Pertanyaan Ukhty : Syarifah Alkaff*
Assalamuallaikum izin tnya apakah hukum hareem yg mencat atau mewarnai rambutnya ?

*_Jawaban_*
Waalaikumsalaam
Hukum menyemir rambut baik wanita atau laki-laki itu boleh, sunnah dengn warna merah dan haram dengan warna hitam. Kecuali bagi laki-laki boleh menyemir rambut dengan warna hitam ketika akan berperang dengan tujuan untuk terlihat gagah di depan musuh.
Dan boleh bagi wanita bersuami dengan izin suaminya menyemir rambut  warna hitam dengan tujuan agar tampak lebih muda di depan suami. Namun semir yg digunakan harus yang berbahan alami atau yg tidak menghalangi masuknya air untuk wudhu dan mandi besar.

*Silahkan dicatat dibuku ngaji*

BAROKAH PRASANGKA BAIK


Shohibul Maulid Al-Imam Ali bin Muhammad Al-Habsyi pernah tinggal di Makkah selama dua tahun. Sebab ayahnya, Imam Muhammad bin Husein Al-Habsyi saat itu menjabat sebagai Mufti Syafi'iyyah di Makkah, yakni sebelum Arab Saudi dikuasai faham Wahabi.

Satu waktu ketika beliau berada di Masjidil Haram bersama kakaknya, Sayyid Ahmad, beliau melihat seorang Maroko sedang melakukan Thawaf. Imam Ali pun bermaksud menemui orang tersebut. Kakaknya bertanya, "Ada urusan apa wahai Ali?" Imam Ali menjawab, "Aku merasa dia orang yang sholeh." "Engkau ini memang selalu berprasangka baik kepada semua orang." Kakaknya membalas.

Akhirnya Imam Ali pun menemui orang Maroko tadi. Namun ketika mereka telah berhadapan, terjadilah sesuatu yang aneh. Tanpa diduga orang Maroko tadi berkata, "Engkau seorang Sayyid." Imam Ali menjawab, "Benar." "Engkau seorang Alawi." Orang Maroko bertanya lagi. Imam Ali pun menjawab, "Benar." Seterusnya, "Namamu Ali, ayahmu Muhammad, ibumu Alawiyah dan masjidmu bernama Hanbal." Imam Ali pun keheranan ia mengetahui persis tentang dirinya.

Tak lama kemudian, orang Maroko tadi melakukan hadharah Fatihah kepada banyak Aulya hingga kepada Nabi Shollallahu 'Alaihi Wasallam. Lagi-lagi muncul sebuah keajaiban. Setiap ia menyebutkan satu nama Aulya, maka nampaklah arwah Aulya yang disebut, sampai akhirnya Nabi Shollallahu 'Alaihi Wasallam hadir di hadapan Imam Ali.

Setelah semua disebut, mulailah orang Maroko tadi membaca Fatihah, dan Imam Ali pun mengikutinya. Kemudian lagi-lagi muncul sebuah keajaiban. Sepanjang Imam Ali membaca surat Fatihah, beliau memperhatikan bacaan Fatihah orang tadi sudah selesai terlebih dahulu. Ia lalu meneruskannya dengan Al-Baqarah, Ali Imran seterusnya hingga khatam, padahal Imam Ali saat itu hanya membaca satu setengah bacaan Fatihah.

Selepas kejadian itu, makin terbukalah ilmu dan kasyaf Imam Ali, hatinya semakin teguh dan derajat kewaliannya semakin tinggi. Ini tidak lain merupakan berkah dari selalu berprasangka baik kepada manusia. Maka ambilah pelajaran. Jika berprasangka baik terhadap makhluk Allah saja sudah sedemikian hebat anugerahnya, apalagi berprasangka baik kepada Allah.

[ Sumber : Kitab Jawahir Al-Anfas Al-Bahr Ma Yurdhi Robban Naas, juz I hal.146-147, karya Habib Umar bin Abdurrahman Mulakhela ]

Tradisi Ziarah Nabiyullah Hud AS


Ziarah Nabiyullah Hud ‘Alaihissalam pertama kali dilakukan secara Aam (bersama-sama) oleh Sayyidina Muhammad Al-Faqih Muqaddam. Kemudian dilanjutkan oleh putranya, Imam Alwi Al-Ghuyur, setelahnya dilanjutkan oleh putra Imam Alwi Al-Ghuyur, Imam Ali bin Alwi. Kemudian dilanjutkan lagi oleh putranya Imam Ali bin Alwi, Imam Muhammad Mauladdawilah.

Dilanjutkan lagi oleh Imam Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah, dilanjutkan oleh Imam Abu Bakar Assakran bin Abdurrahman Assegaf, dilajutkan lagi oleh Imam Abdullah Alaydrus bin Abu Bakar Assakan, lalu dilanjutkan oleh saudaranya, Imam Ali bin Abu Bakar Assakran. Setelahnya dilanjutkan oleh putra Imam Ali bin Abu Bakar Assakran, yakni Imam Abdurrahman bin Ali, lalu dilajutkan lagi oleh Imam Ahmad Syahabuddin Al-Akbar bin Abdurrahman.

Imam Ahmad Syahabuddin inilah yang pertama kali mengatur Ziarah Nabiyullah Hud dan menentukannya setiap bulan Sya’ban. Beliau hidup sezaman dengan Syeikh Abu Bakar bin Salim. Beliau jugalah yang kemudian mengumumkan kepada orang-orang bahwa yang berhak memimpin Ziarah Nabiyullah Hud adalah Syeikh Abu Bakar bin Salim.

Sejak saat itu hingga sekarang, puncak Ziarah Nabiyullah Hud selalu dipimpin oleh kabilah Syeikh Abu Bakar bin Salim (BSA) dengan panjinya yang berwarna merah. Selama hidupnya, Syeikh Abu Bakar bin Salim telah memimpin Ziarah Nabiyullah Hud sebanyak 70 kali lebih, hingga telah renta pun beliau tetap memimpin dengan keadaan ditandu.

[ Sumber : Kitab Fakhrul Mawalim Fi Manaqib Syeikh Abi Bakar bin Salim hal. 38-41 karya Sayyid Mustafa bin Idrus Al-Khirid ]

*Mengucapkan Insya Allah*


http://www.wongsantun.com/2018/03/mengucapkan-insya-allah.html?spref=fb&m=1

Insya Allah artinya jika Allah menghendaki. Kita diperintahkan untuk mengucapkan kalimat ini ketika berniat kuat akan melakukan suatu aktifitas. Karena semua yang terjadi di dunia ini terjadi atas kehendak Allah. Sudah sepantasnya kita sebagai makhluk lemah yang tak memiliki daya ini menyandarkan seluruh perbuatan kepada kehendak Allah.

Kata insya Allah kerap diucapkan untuk janji yang potensial dilanggar, komitmen yang tidak teguh, atau harapan yang tidak pasti. Meski lebih sering kita jumpai, bukan berarti semua itu tepat. Orang menyebutnya salah kaprah alias kekeliruan yang sudah menjadi kebiasaan. Ucapan insya Allah ini diperintahkan dalam Al-Qur'an, yaitu :

وَلاَ تَقُوْلَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّيْ فَاعِلٌ ذٰلِكَ غَدًا (  ) إِلاَّ أَنْ يَشَاءَ اللهُ وَاذْكُر رَّبَّكَ إِذَا نَسِيْتَ وَقُلْ عَسَى أَن يَهْدِيَنِ رَبِّيْ لِأَقْرَبَ مِنْ هَذَا رَشَدًا

Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini".(Q.S. 18 Al Kahfi 23-24)

Syaikh Ibnu Katsir menegaskan dalam kitabnya :

هذا إرشاد من الله لرسوله الله صلوات الله وسلامه عليه، إلى الأدب فيما إذا عزم على شيء ليفعله في المستقبل، أن يرد ذلك إلى مشيئة الله، عز وجل، علام الغيوب، الذي يعلم ما كان وما يكون، وما لم يكن لو كان كيف كان يكون

Ini adalah petunjuk dari Allah kepada Rasul-Nya tentanf etika bila hendak mengerjakan sesuatu yang telah ditekadkannya di masa mendatang, hendaklah ia mengembalikan hal tersebut kepada kehendak Allah Azza wa Jalla, yang mengetahui yang gaib,yang mengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi, dan mengetahui apa yang yang tidak akan terjadi, seandainya terjadi bagaimana akibatnya. (Kitab Tafsirul Qur’anil ‘Azhim, Juz III, halaman 75)

Dalam hadits disebutkan :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ لأُطِيْفَنَّ اللَّيْلَةَ عَلَى سَبْعِيْنَ امْرَأَةً تَلِدُ كُلُّ امْرَأَةٍ مِنْهُنَّ غُلاَمًا يُقَاتِلُ فِى سَبِيْلِ اللهِ فَقِيْلَ لَهُ قُلْ إِنْ شَاءَ اللهُ فَلَمْ يَقُلْ. فَأَطَافَ بِهِنَّ فَلَمْ تَلِدْ مِنْهُنَّ إِلاَّ امْرَأَةٌ وَاحِدَةٌ نِصْفَ إِنْسَانٍ. قَالَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ قَالَ إِنْ شَاءَ اللهُ لَمْ يَحْنَثْ وَكَانَ دَرَكًا لِحَاجَتِهِ

Dari Abu Hurairah dia berkata, Sulaiman bin Daud pernah berkata, Sungguh aku akan menggilir tujuh puluh isteriku dalam semalam, yang nantinya masing-masing mereka akan melahirkan anak yang akan berjuang di jalan Allah, maka dikatakan kepadanya : Ucapkanlah Insya Allah. Namun dia tidak mengucapannya, dan dia tetap menggilir mereka semua. Ternyata tidak ada seorang pun dari mereka yang melahirkan kecuali satu orang yang melahirkan anak yang cacat (setengah manusia). Abu Hurairah melanjutkan, Maka Rasulullah saw  bersabda : Seandainya dia mengucapkan Insya Allah, maka dia tidak akan melanggar sumpahnya dan akan mendapatkan apa yang dihajatkannya. (H. R. Muslim no. 4378)

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  قَالَ سُلَيْمَانُ لأَطُوْفَنَّ اللَّيْلَةَ عَلَى تِسْعِيْنَ امْرَأَةً ، كُلُّهُنَّ تَأْتِى بِفَارِسٍ يُجَاهِدُ فِى سَبِيْلِ اللهِ. فَقَالَ لَهُ صَاحِبُهُ إِنْ شَاءَ اللهُ . فَلَمْ يَقُلْ إِنْ شَاءَ اللهُ. فَطَافَ عَلَيْهِنَّ جَمِيْعًا ، فَلَمْ تَحْمِلْ مِنْهُنَّ إِلاَّ امْرَأَةٌ وَاحِدَةٌ ، جَاءَتْ بِشِقِّ رَجُلٍ ، وَايْمُ الَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَوْ قَالَ إِنْ شَاءَ اللهُ. لَجَاهَدُوا فِى سَبِيلِ اللهِ فُرْسَانًا أَجْمَعُونَ

Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda : Sulaiman bin dawud pernah mengatakan : Sungguh malam ini aku akan menggilir Sembilan puluh Sembilan isteriku, yang kesemuanya akan melahirkan laki-laki penunggang kuda yang berjihad fi sabilillah. Salah satu kawannya berujar : ucapkan insya Allah. Namun Sulaiman tidak juga mengucapkannya. Akhirnya Sulaiman menggilir mereka semua namun tak satupun pun hamil selain satu isterinya yang melahirkan setengah manusia, demi Dzat yang jiwaku berada kekuasaan-Nya, kalaulah ia mengucapkan insya Allah, niscaya kesemuanya menjadi prajurit yang berjihad fii sabilillah. (H. R. Bukhari no. 6639, Muslim no. 4379)

LEBIH BERMANFAAT BILA DISHARE KEPADA YANG LAIN