Bulan Sya’ban adalah pintu menuju bulan Ramadhan. Barangsiapa yang berupaya membiasakan diri bersungguh² dalam beribadah di bulan ini, insya Allah ia akan menuai kesuksesan di bulan Ramadhan.
Imam Dzunnun al-Mishri mengatakan:
“Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban adalah bulan menyirami dan Ramadhan adalah bulan untuk menuai (memanen).”
*Peristiwa dan Keistimewaan Bulan Sya’ban*
1⃣ *Perpindahan kiblat dari Baitul Maqdis (Masjidil Aqsha) ke Ka’bah (Masjidil Haram).*
Dalam Tafsir ath-Thabariy dijelaskan bahwa ketika Rasulullah Saw. berhijrah ke Madinah, sementara kebanyakan penduduknya adalah Yahudi, maka Allah memerintah beliau Saw. menghadap Baitul Maqdis (sebagai kiblat). Orang² Yahudi merasa gembira karena Baitul Maqdis merupakan kiblat mereka.
Selama berkiblat ke Baitul Maqdis ini orang² Yahudi selalu mencaci maki Rasulullah Saw. Mereka berkata: “Muhammad menyelisihi agama kita tetapi berkiblat kepada kiblat kita!” Dan masih banyak lagi celotehan mereka. Sikap orang² Yahudi tsb membuat Nabi Muhammad Saw. tidak senang, dan setiap hari beliau berdoa menengadahkan wajah mulianya ke atas langit dalam keadaan rindu agar Allah menurunkan wahyu, bahwa kiblat dipindahkan dari Baitul Maqdis ke Ka’bah.
Allah mengabulkan doa Rasulullah Saw. dengan turunnya surat al-Baqarah ayat 144 yg berisi perintah untuk pindah dari Baitul Maqdis ke Ka’bah:
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
Umat Islam shalat menghadap Baitul Maqdis selama 17 bulan lebih 3 hari. Yakni sejak hari Senin 12 Rabi’ul Awal tahun ke-1 Hijrrah sampai dengan hari Selasa 15 Sya’ban tahun ke-2 Hijrah. Shalat yang pertama kali dilakukan pasca perpindahan kiblat tersebut adalah shalat Ashar.
2⃣ *Malam Dilaporkannya Amal Perbuatan Manusia*
Pada malam Nishfu Sya’ban semua amal manusia dilaporkan kepada Allah Swt. Alangkah baiknya jika saat itu catatan amal perbuatan kita berupa ibadah. Dalam hadits Nabi Saw. dijelaskan:
عن أسامة بن زيد رضي الله عنهما قال : قلت : يا رسول الله لم أرك تصوم من شهر من الشهور ما تصوم من شعبان ؟ قال : ” ذاك شهر يغفل الناس عنه بين رجب ورمضان ، وهو شـهر تُرفع فيه الأعمال إلى رب العالمين ، وأحب أن يُرفع عملي وأنا صائم ” قال المنذري: رواه النسائي ( 1) الترغيب والترهيب للمنذري 2/ 48 .
“Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid yang bertanya kepada Rasulullah Saw.:
“Wahai Rasulullah, aku tidak melihatmu puasa pada bulan-bulan lain seperti pada bulan Sya’ban?”
Rasulullah Saw. menjawab:
“Bulan ini adalah bulan yang dilupakan manusia, antara bulan Rajab dan Ramadhan. Dan bulan ini saat dilaporkannya amal perbuatan (manusia) kepada Tuhan semesta alam. Dan aku senang jika amalku dilaporkan sedangkan aku dalam keadaan puasa.”
(HR. Imam an-Nasai dalam at-Targhib wa at-Tarhib li al-Mundziri juz 2 halaman 48).
lafadz “turfa’u” diartikan dengan “tu’radhu” atau bermakna ditampakkan atau ditunjukkan (kepada Allah).”
Sebenarnya pelaporan amal kita ini ada yang harian, ada yang mingguan dan ada pula yang tahunan. Laporan harian dilakukan malaikat pada siang hari dan malam hari. Yang migguan dilakukan malaikat setiap Senin dan Kamis. Adapun yang tahunan dilakukan pada setiap Lailatul Qadar dan Malam Nishfu Sya’ban. (Lihat: Hasyiyat al-Jamal bab Puasa Tathawwu’).
3⃣ *Bulan Penentuan Umur dan Rizki*
عن عائشة رضي الله عنها قالت: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصوم شعبان كله حتى يصله برمضان ولم يكن يصوم شهرا تاما إلا شعبان، فقلت يا رسول الله: إن شعبان لمن أحب الشهور إليك أن تصومه ؟ فقال: نعم يا عائشة إنه ليس نفس تموت في سنة إلا كتب أجلها في شعبان، فأحب أن يكتب أجلي وأنا في عبادة ربي وعمل صالح
“Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah Ra., bahwasannya Rasulullah Saw. puasa di bulan Sya’ban seluruhnya sampai bertemu dengan Ramadhan. Dan tidaklah Nabi puasa sebulan penuh (selain Ramadhan) kecuali Sya’ban. Sayyidah Aisyah berkata:
“Wahai Rasulullah, apakah bulan Sya’ban adalah bulan yang paling engkau sukai untuk berpuasa?” Rasulullah Saw. menjawab:
“Benar wahai Aisyah, tidak ada satupun jiwa yang akan mati pada satu tahun ke depan kecuali ditentukan umurnya pada bulan Sya’ban. Dan aku senang seandainya ketika umurku ditulis aku dalam keadaan beribadah dan beramal shaleh kepada Tuhanku.”
عثمان بن محمد بن المغيرة بن الأخنس قال: إن رسول الله صلى الله عليه وسلّم قال: «تقطع الآجال من شعبان إلى شعبان حتى إن الرجل لينكح ويولد له وقد أخرج اسمه في الموتى» فهو حديث مرسل
“Utsman bin Mugirah bin al-Akhnas berkata bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda:
*“Ajal seseorang ditentukan dari bulan Sya’ban ke bulan Sya’ban berikutnya,* sehingga ada seseorang bisa menikah dan melahirkan, padahal namanya sudah tercantum dalam daftar orang-orang yang mati.”
(Hadits ini mursal dan disebutkan dlm Tafsir Ibnu Katsir).”
قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: «يَسِحُّ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ الْخَيْرَ فِي أَرْبَعِ لَيَالٍ سَحًّا: لَيْلَةَ الأَضْحَى وَالْفِطْرِ، وَلَيْلَةَ النصْفِ مِنْ شَعْبَانَ يُنْسَخُ فِيهَا الآْجَالُ وَالأَرْزَاقُ وَيُكْتَبُ فِيهَا الْحَجُّ، وَفِي لَيْلَةِ عَرَفَةَ إِلٰى الأَذَانِ» . (الدَّيلمي عن عائشة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا
Rasulullah Saw. bersabda:
“Allah Swt. membuka kebaikan dalam empat malam; malam Idul Adha dan Idul Fitri, malam Nishfu Sya’ban dimana pada bulan itu ditulis ajal dan rizki seorang hamba serta ditulis juga di malam tersebut haji, dan malam ‘Arafah sampai adzan.”
(HR. ad-Dailami).
4⃣ *Malam Penuh Ampunan dan Rahmat*
Dari Ali bin Abi Thalib Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
“Apabila datang malam Nishfu Sya’ban, maka shalatlah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya. Karena sesungguhnya Allah akan turun ke dunia pada malam tersebut sejak matahari terbenam dan berfirman:
“Adakah orang yang meminta maaf kepadaku, maka akan Aku ampuni. Adakah yang meminta rizki, maka Aku akan melimpahkan rizki kepadanya. Adakah orang yang sakit, maka akan Aku sembuhkan.” Dan hal-hal yang lain sampai terbitnya fajar”.
(HR. Ibnu Majah).
عن أبي موسى عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (إن الله ليطلع ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه، إلا لمشرك أو مشاحن) [رواه ابن ماجه وحسنه الشيخ الألبانى فى صحيح ابن ماجه
“Dari Abu Musa Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah muncul (ke dunia) pada malam Nishfu Sya’ban dan mengampuni seluruh makhlukNya, kecuali orang musyrik dan orang yang saling dengki.”
(HR. Ibn Majah).
5⃣ *Bulan Istijabah*
عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: إذا كان ليلة النصف من شعبان نادى مناد: هل من مستغفر فأغفر له؟ هل من سائل فأعطيه؟ فلا يسأل أحد شيئا إلا أعطي إلا زانية بفرجها أو مشركا
Rasulullah Saw. bersabda:
“Apabila datang malam Nishfu Sya’ban, berseru Dzat yang berseru (Allah):
“Apakah ada orang yang memohon ampun maka Aku akan mengampuninya? Apakah ada yang meminta maka Aku akan memberinya? Tidak ada seorang pun yang meminta sesuatu kecuali Aku akan memberinya, kecuali wanita pezina atau orang musyrik.”
(HR. al-Baihaqi).
عن ابن عمر بن الخطاب ، قال: خمس ليال لا يرد فيهن الدعاء ليلة الجمعة، وأول ليلة من رجب، وليلة النصف من شعبان، وليلتا العيد
Dari Ibnu Umar Ra. berkata:
“Terdapat lima malam dimana doa tidak ditolak; malam Jum’at, malam pertama bulan Rajab, malam Nishfu Sya’ban, malam Idul Fitri dan malam Idul Adha.”
(HR. al-Baihaqi).
6⃣ *Bulan Milik Rasulullah Saw. (Turunya Ayat Sholawat Nabi)*
قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: «شَعْبَانُ شَهْرِي وَرَمَضَانُ شَهْرُ اللَّهِ، وَشَعْبَانُ الْمُطَّهرُ، وَرَمَضَانُ الْمُكَفرُ» الدَّيلمي عن عائشةَ رضيَ اللَّهُ عنهَا
Rasulullah Saw. bersabda:
“Bulan Sya’ban adalah bulanku, dan bulan Ramadhan adalah bulan Allah. Bulan Sya’ban mensucikan, sedang bulan Ramadhan melebur dosa.”
(HR. ad-Dailami dari Sayyidah Aisyah Ra.).
Ibnu Shaif al-Yamani menyebutkan bahwasanya bulan Sya’ban disebut bulannya Rasulullah Saw. karena pada bulan tersebut turun ayat perintah membaca shalawat kepada Rasulullah Saw. yakni pada surat al-Ahzab ayat 56:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
7⃣ *Bulan Al-Quran*
Bulan Sya’ban dinamakan juga bulan al-Quran, sebagaimana disebutkan dalam beberapa atsar. Memang membaca al-Quran selalu dianjurkan di setiap saat dan di manapun tempatnya, namun ada saat-saat tertentu pembacaan al-Quran itu lebih dianjurkan seperti di bulan Ramadhan dan Sya’ban, atau di tempat² khusus seperti Makkah, Raudhah dll.
والله اعلم بالصواب