ISTINJA
A. PENGERTIAN ISTINJA
Istinja menurut
bahasa berasal dari kata “An-Ninja”, maka berarti terlepas dari penyakit,
sedangkan apabila istinja berasal dari kata “An-Najwu” yang arti sesuatu yang
keluar dari dubur.
Istinja menurut
istilah berarti bersuci dari buang air besar atau buang air kecil. Dari
pengertian tersebut maka dapatlah di simpulkan bahwa istinja merupakan usaha
melepaskan diri dari najis dan kotoran supaya menjadi suci dan bersih.
Sedangkan
menurut pengertian yang lain, istinja artinya menghilangkan najis atau melepaskannya
dari dua lubang. Al-Bukhori (149) dan Muslim (271) telah meriwayatkan dari
Annas bin Malik Radiallahu Anhu.
كَانَ رَسُولُ
الله الخَلآَءَ فَأَحمِلُ اَنَا وَغُلآُمُ نَحْوِى اِدَاوَةً
مِنْ مَاءِ وَعَنْزَةَ
فَيَسْتَنْجِى بِاالمَإِ
Pernah
rasulullah saw masuk kakus maka,saya bersama seorang anak sebaya saya
membawakan sebuah bejana beristinja dengan air itu.(HR.Bukhari dan muslim).
1. Adab istinja
a. Adab yang berkaitan dengan tempat buang
hadas, jangan beristinja di :
·
Jalan
umum
·
Lubang
di tanah atau di dinding
·
Di
bawah pohon
·
Air
yang tergenang
b. Adab yang berkaitan dengan keluar masuk ke
tempat buang hajat.
Adab
masuk dan keluar dari tempat buang hajat antara lain :
·
Mendahulukan
kaki kiri ketika masuk jamban dan mendahulukan kaki kanan ketika keluar
·
Jangan
berbicara selama dalam jamban
·
Membaca
do’a sebelum masuk dan keluar jamban
c. Adab yang berkenaan dengan arah
Diharamkan
buang hajat dengan menghadap ke kiblat atau membelakangi nya. Terutama bila hal itu di lakukan di
tempat terbuka dan tidak ada penutup nya atau dalam suatu tempat yang bukan
khusus di sediakan untuk itu.
d. Adab yang berkaitan dengan sikap.
Orang
yang buang hajat hendak lah bersandar pada kaki kiri nya dengan menegakkan kaki
kanan, dengan
tidak memandang ke langit, tidak melihat ke
farji nya, dan
tidak melihat kepada kotoran yang keluar dari nya.
e. Menggunakan tangan kiri ketika
beristinja
2. Syarat-syarat istinja atau benda lain
nya.
Apabila
menggunakan alat istinja selain air,maka harus memenuhi syarat seperti berikut.
a. batu atau benda itu keras dan harus suci
serta dapat untuk membuang atau membersihkan najis.
b. Batu atau benda itu tidak bernilai.
c. Sekurang-kurangnya tiga kali sapuan dan
samapi bersih.
d. Najis yang akan di bersihkan belum
kering.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar